IDI Ungkap Kasus Kematian Ibu Menurun Sejak 2015

CNN Indonesia
Rabu, 28 Jun 2023 18:07 WIB
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan kasus kematian ibu kian menurun semenjak 2015.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan kasus kematian ibu kian menurun semenjak 2015. (Istockphoto/Sasiistock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan kasus kematian ibu kian menurun semenjak 2015, yang semula terdapat 305 kasus menjadi 180 kasus pada tahun 2022.

"Angka kematian ibu dari 355 pada 2010, 2015 menjadi 305, dan saat ini menjadi 180, ini hal yang cukup bermakna sekali," ujar Ketua Divisi Advokasi dan Legislasi PB IDI Ari Kusuma Januarto, Rabu (28/6), dalam acara diskusi membahas bahaya stunting.

Lebih lanjut dia menjelaskan kematian ibu disebabkan oleh tiga hal. Pertama yaitu terlambat dirujuk, lalu terlambat mendapat diagnostik dan terakhir terlambat mendapat pertolongan medis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ari menjelaskan terlambat dirujuk itu bisa jadi karena kurangnya edukasi di masyarakat. Misalnya viral seorang mertua yang melarang menantunya yang sedang hamil dirujuk ke rumah sakit, padahal bayi dalam perut sudah dalam keadaan darurat.

Dia juga memberikan contoh soal orang tua yang menganggap kondisi pecah ketuban dianggap masih baik-baik saja.

Kemudian ada pula faktor budaya. Ari mengatakan ada seorang ibu yang tengah kejang-kejang tapi tak dibawa ke fasilitas kesehatan lantaran dianggap kerasukan roh alias kesurupan.

"Terlambat sampai karena kejang-kejang tapi dikira kesurupan. Ini kan seharusnya segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat," tuturnya.

Ada pula faktor keterlambatan mengakses ke fasilitas kesehatan karena masih terbatasnya jalan dan jauhnya fasilitas kesehatan. Apalagi, kata dia, kekurangan dokter masih terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Lebih lanjut ia mengimbau kepada seluruh ibu dan calon ibu untuk menjaga asupan nutrisi, agar meminimalisir angka kematian ibu dan mencegah kondisi stunting bagi anak yang dilahirkan.

Stunting merupakan gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, sehingga dalam jangka pendek bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak, motorik, metabolisme dan pertumbuhan fisik.

Ari mengatakan, stunting diawali dari gaya hidup seorang ibu sebelum melahirkan hingga sudah melahirkan. Sehingga kesehatan dan nutrisi ibu dianggap sebagai tolok ukur kondisi stunting.

(can/vws)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER