Baru-baru ini lonjakan kasus subvarian Covid-19 Omicron baru menjadi perhatian sejumlah negara di Eropa. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengumumkan nama varian baru tersebut adalah EU.1.1 atau XBB.1.5.26.1.1.
Lantas apa gejala Covid-19 varian EU.1.1?
EU.1.1 merupakan turunan yang lebih kompleks dari varian XBB.1.5 atau yang dikenal sebagai varian Omicron. Varian Omicron diketahui mengalami lonjakan kasus di awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Varian EU.1.1 disebut memiliki mutasi tambahan pada protein lonjakannya, yang berpotensi berkontribusi terhadap peningkatan penularannya.
CDC memperkirakan EU.1.1 saat ini menyumbang sebanyak 1,7 persen kasus Covid-19 di seluruh AS. Bahkan, di beberapa wilayah telah mencapai 8,7 persen kasus seperti di Colorado, Montana, Dakota Utara, Dakota Selatan, Utah dan wilayah Wyoming.
Sementara itu, peneliti dari New York Institute of Technology dan Arkansas State University di Jonesboro Rajendram Rajnarayanan mengungkapkan bahwa EU.1.1 lebih menular dibandingkan varian atau subvarian sebelumnya, seperti XBB 1.5.
Meskipun begitu, peneliti dari University of Missouri School of Medicine di Columbia Marc Johnson menyatakan bahwa sejauh ini varian EU.1.1 belum diketahui apakah menjadi ancaman bagi dunia.
Meski demikian, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah varian EU.1.1 akan menyebabkan gejala baru atau berbeda seperti subvarian Omicron 1.16. Mengingat Omicron 1.16. sebelumnya dilaporkan memicu gejala mata merah bagi mereka yang terinfeksi.
Namun secara keseluruhan, gejalanya kemungkinan sama dengan subvarian Omicron sebelumnya.
Melansir laman Kementerian Kesehatan, berikut sejumlah gejala yang muncul saat terinfeksi Covid-19 varian Omicron.
Sama seperti batuk, demam juga telah menjadigejalaCovid-19 sejak lama. Demam terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang tengah bekerja melawanvirus.
Batuk memang menjadi gejala paling umum dari Covid-19. Pada kasus Covid-19, umumnya batuk bersifat kering atau tidak disertai dahak.
Kelelahan terjadi akibat tubuh yang mengeluarkan energi dalam jumlah besar saat melawan serangan virus.
Pilek juga merupakan salah satu gejala varian Omicron yang perlu diwaspadai. Sayangnya, gejala ini sangat mirip dengan flu biasa. Untuk itu, Anda disarankan melakukan uji swab antigen atau PCR agar bisa memastikannya.
Virus penyebab Covid-19 juga bisa menyerang tenggorokan. Akibatnya, tenggorokan jadi terasa nyeri, khususnya saat menelan makanan.
Pasien Covid-19 varian Omicron juga kerap mengeluhkan sakit kepala. Sakit kepala terasa seperti pusing, berdenyut, hingga tertekan. Kondisi ini biasanya muncul sebagai reaksi tubuh terhadap peradangan yang timbul karena tubuh tengah melawan virus.
(tst/chs)