Setelah keluar dari Rochas, Charles de Vilmorin kembali ke panggung couture dengan koleksi runway perdananya.
Dalam show berjudul "Battlefield", Charles de Vilmorin menghadirkan koleksi perdananya. Sebagai anggota termuda di kalender resmi couture week di Paris, Charles de Vilmorin, yang sebelumnya juga pernah menjadi desainer untuk label Rochas hingga April tahun ini, menunjukkan bahwa ia bisa menampilkan sesuatu yang sangat berbeda.
Runway yang berupa jalan bergelombang yang dibagi oleh tiga tahap berbeda, menampilkan penjajaran elemen dan tekstur yang kontras.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denim mentah dan taffeta satin hijau merak ditampilkan berdampingan, sementara serpihan beaded fringing menambahkan sentuhan yang menarik. Koleksinya terombang-ambing antara siluet oversized dan draped, menekankan pada lipatan, pinggiran kasar, dan penjahitan yang teliti.
Pakaian-pakaian yang ditampilkan berbentuk jubah baju hingga gaun halus yang membelai kulit, seolah-olah tertiup angin dengan lembut.
Lihat Juga :![]() Laporan dari Paris Pikat Kota Paris dalam Sentuhan Couture Chanel yang Menawan |
Jaket bomber couture yang dihiasi motif mata dan mulut menambah sentuhan yang sebelumnya pernah ia ciptakan untuk koleksi debutnya yang ia luncurkan secara digital di awal pandemi di tahun 2020, dengan warna-warna dan corak yang mengingatkan pada kreasi Jean-Charles de Castelbajac.
![]() Charles de Vilmorin |
Lengan tampak tak berujung, menarik perhatian dengan panjangnya yang dramatis. Tepian pakaian yang dipotong tajam dan dua gaun siam membuat penampilan mencolok, dilengkapi dengan topeng totem yang menambah elemen teka-teki pada koleksinya.
Model Ines de la Fressange bahkan ikut menjadi model, tampak tersenyum sepanjang runway dan disambut suasana riuh tepuk tangan para tamu undangan.
Pertarungan antara kuda (dalam bentuk headpiece yang dikenakan oleh model Maggie Joy Maurer), dan angsa menjadi narasi visual, melambangkan kekuatan yang kontras, serupa dengan tekstur yang ia tampilkan di deretan pakaian yang ia ciptakan.
Dengan setting yang kasar, musik melankolis, dan baju-baju yang konseptual, koleksi ini merangkum konsep kebebasan di bawah tekanan dan menciptakan suasana emosional. Peragaan busana debut Charles de Vilmorin ini menandai momen penting baginya. Setelah sebelumnya menciptakan koleksi yang penuh warna, kali ini ia memutuskan untuk fokus pada warna hitam dan putih.
"Tahun ini saya tidak sedang memiliki mood yang baik, jadi hal itu juga memengaruhi saya. Meskipun (warna hitam) bisa juga menyiratkan kegembiraan", ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com seusai show.
"Saya pikir koleksi berikutnya akan sangat berwarna", lanjutnya.
(chs)