Spora Antraks Bisa Bertahan Selama 80 Tahun
Spora yang dihasilkan oleh bakteri Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks pada hewan ternak maupun manusia dapat bertahan selama 80 tahun.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Retno Widyastuti menjelaskan, spora ini terbentuk jika bakteri penyebab antraks terpapar udara. Spora sebagai sumber infeksi ini sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu serta mampu bertahan selama puluhan tahun di dalam tanah.
"Karena kalau (hewan ternak) dipotong itu kan bakteri yang ada di darah itu mengalir keluar berubah menjadi spora," kata Retno di Kantor Pemkab Gunungkidul, Rabu (5/7).
"Spora bisa (bertahan) puluhan tahun 40-80 tahun di tanah," sambungnya.
Spora ini bisa memicu kontaminasi antraks pada hewan ternak dan manusia jika dihirup kemudian masuk lewat saluran pernapasan.
"Karena ketika (hewan disembelih) mengalir darah itu kan jarang dibikinkan lubang. Bahaya lagi yang bikin kita hujan turun, yang sudah berubah spora itu mengalirnya kita tidak tahu," ucapnya.
Untuk sterilisasinya, tanah yang terkontaminasi spora antraks melalui darah ternak tidak cuma disiram namun juga direndam menggunakan cairan formalin.
"Satu meter persegi tanah yang terkontaminasi spora direndam dengan 50 liter formalin 10 persen. Banyak sekali," katanya.
Petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, kata Retno, sesuai prosedur mengambil sampel tanah untuk mengetahui kondisi tanah itu apakah sudah negatif atau masih positif antraks.
"Kalau masih positif kita siram ulang, kalau sudah negatif bisa nanti kita cor semen beton agar tidak membahayakan," terang Retno.
Menurut Retno, hewan ternak yang memiliki gejala terkontaminasi antraks masih bisa disembuhkan jika disuntik antibiotik. Maka, ia mengimbau kepada warga agar tidak menyembelih apalagi mengonsumsi daging ternak yang mati karena sakit.
"Jadi bakteri di badan ketika awal sakit disuntik saja hewan itu sembuh. Kalau di dalam badan, bakteri itu mudah sekali. Tetapi kalau sudah wujud spora itu yang tahan lama," ungkapnya.
Kasus penyakit antraks dilaporkan merebak di Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul. Pemerintah kabupaten setempat menyebut ada 87 pasien positif terpapar dan satu warga meninggal usai terjangkit antraks.
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Gunungkidul belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) karena telah melokalisir penyebaran antraks di Dusun Jati.
(kum/chs)