Puluhan warga di Gunungkidul, Yogyakarta terpapar penyakit antraks. Hingga saat ini, dinas kesehatan setempat masih menelusuri penyebab kasus antraks cukup tinggi di Gunungkidul.
Dari laporan awal, disebutkan bahwa warga yang terkonfirmasi positif antraks sempat mengonsumsi daging dari sapi yang meninggal karena sakit. Sapi itu telah meninggal, lalu disembelih dan dagingnya dibagikan ke 125 orang warga desa setempat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati menyebut, semula pihaknya mendapat laporan seorang pasien berusia 73 tahun meninggal dunia. Pasien ini sempat menyembelih dan mengonsumsi sapi miliknya yang mati karena sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mengonsumsi, pasien ini juga membagikan daging dari sapi miliknya itu ke warga lain. Akibatnya, warga yang menerima daging tersebut juga terpapar antraks.
"Sebagian besar positif. Dari 125 warga yang positif antraks ada 85. Tapi sebagian besar tidak bergejala," kata Dewi.
Beberapa pasien melaporkan gejala yang cukup sama seperti diare, luka di kulit, diikuti benjolan dan bengkak kecil di bagian tangan.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan dinkes setempat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab kasus antraks tinggi di Gunungkidul.
Selain itu, dia juga meminta agar masyarakat bisa memproteksi diri untuk mencegah terpapar penyakit ini. Terutama tidak menjual, apalagi mengonsumsi sapi atau kambing yang sakit.
Alih-alih dikonsumsi, dia meminta agar warga segera membunuh, membakar, atau mengubur hewan tersebut sangat dalam agar virusnya tidak menyebar ke manusia dan hewan lainnya.
![]() |
Antraks termasuk penyakit langka. Namun demikian, penyakit ini cukup berbahaya hingga bisa menyebabkan kematian.
Antraks bisa menular dari hewan ke manusia. Tapi, belum diketahui apakah penyakit ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Ada tiga cara antraks menyebar, berikut penjelasannya:
Antraks bisa masuk ke tubuh manusia melalui luka di kulit. Jika luka bersentuhan dengan benda atau hewan yang terpapar antraks, maka Anda bisa terpapar antraks kulit.
Saat Anda mengonsumsi daging hewan yang terpapar antraks, terutama jika dimasak tidak terlalu matang, maka bisa memicu antraks pencernaan.
Bakteri akan masuk hingga menginfeksi saluran cerna. Gejala yang muncul biasanya berupa mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, demam, hingga buang air besar berdarah.
Antraks yang menular ke pernapasan adalah jenis yang paling berbahaya. Antraks jenis ini bisa berkembang biak di saluran pernapasan saat Anda menghirup spora antraks. Beberapa gejala yang muncul misalnya:
- pilek,
- sakit tenggorokan,
- demam,
- kelelahan dan nyeri otot,
- dada terasa tidak nyaman,
- sesak napas,
- batuk darah,
- sakit saat menelan,
- syok hingga kolaps atau tidak sadarkan diri,
- meningitis.
Itulah penjelasan terkait antraks. Hati-hati, sebab hingga saat ini belum bisa dipastikan penyebab antraks di Gunungkidul tergolong tinggi.