Puluhan bayi di sejumlah negara Eropa terserang penyakit mematikan akibat Echovirus-11. Gejala echovirus-11 disebutkan antara lain demam disertai diare, sakit kepala, hingga muncul penyakit kuning.
Lantas, bagaimana dengan di Indonesia?
Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan penyebaran Echovirus-11 belum ditemukan di Indonesia. Rata-rata anak yang saat ini mengalami gejala sakit seperti demam, diare, batuk, hingga harus dirawat di rumah sakit murni karena infeksi saluran napas atau ISPA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebanyakan sekarang anak-anak menderita ISPA, kemungkinan karena cuaca dan polusi udara," kata Erlina saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (10/7).
Echovirus-11 yang telah menyerang puluhan bayi di sejumlah negara di Eropa juga tidak bisa dikaitkan dengan polusi udara atau cuaca buruk. Seperti polusi udara yang tengah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Lagi pula, kata dia, virus tersebut juga diduga menginfeksi bayi yang baru lahir yang tertular dari ibu atau melakukan kontak erat dengan ibu. Hal yang pasti belum ada data apapun yang menyatakan virus ini berkaitan dengan udara buruk.
"Fokusnya pun masih pada neonatus atau bayi baru lahir. Dan virus ini juga harus dibuktikan dengan pemeriksaan RT PCR, tak ada kaitan dengan cuaca buruk," katanya.
Oleh karena itu, Erlina mengingatkan agar para orang tua tak perlu khawatir dengan informasi mengenai virus yang disebut-sebut mematikan itu.
Saat ini yang harus dilakukan adalah tetap menjaga kebersihan dan waspada terhadap segala penyakit yang bisa menyerang anak. Terutama di tengah cuaca dan kualitas udara yang buruk. Sebab, polusi udara juga bisa menyebabkan kondisi kesehatan anak memburuk.
"Jaga kebersihan, makan dengan nutrisi yang baik. Bila udara sangat kotor karena tingkat polusi tinggi gunakan masker saat keluar rumah," katanya.
(tst/pua)