Liburan sekolah segera berakhir. Penting bagi orang tua untuk mempersiapkan anak sebelum mereka kembali ke sekolah usai libur panjang.
Tak hanya memperhatikan perlengkapan sekolah, orang tua juga perlu memastikan anak sudah siap secara fisik dan mental. Psikolog Mia Marissa Kumala mengatakan salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengembalikan rutinitas harian anak pada hari-hari sekolah.
Menurut dia, selama libur panjang, biasanya perubahan yang sangat terasa adalah rutinitas. Anak yang biasanya bangun pukul 6 pagi, menjadi bangun lebih siang saat liburan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, rutinitas sekolah anak yang berhadapan dengan struktur kegiatan harian, menjadi lebih santai dan banyak bermain di hari libur.
"Maka, persiapan yang diperlukan adalah membangun atau mengembalikan rutinitas seperti pada hari-hari sekolah, mulai dari bangun pagi, jadwal mandi, makan, dan aktivitas," ucap Mia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (11/7).
"Ini dimaksudkan untuk membantu penyesuaian dirinya lagi dengan struktur jadwal harian," lanjutnya.
Untuk bisa mengembalikan jadwal, kata dia, orang tua perlu mengangkat hal ini dalam obrolan dengan anak. Orang tua juga bisa menanyakan perasaan anak tentang hari masuk sekolah yang semakin dekat, apakah mereka antusias, atau justru cemas, atau enggan.
"Dengan menanyakannya, orang tua bisa mengetahui persepsi anak terhadap sekolah dan kelas yang baru dan menakar kesiapan dirinya untuk menyambut rutinitas bersekolah," jelas dia lebih lanjut.
Menurutnya, proses mengembalikan rutinitas ini dapat dimulai dari 2 hari sebelum hari pertama masuk sekolah.
"Sampaikan pada anak bahwa ini seolah-olah seperti 'pemanasan' agar nanti ia siap dan bersemangat ketika hari pertama bersekolah tiba," ucapnya.
Ketika anak diajak bangun pagi, maka aktivitas pagi harinya dapat diisi dengan berolahraga atau aktivitas gerak.
"Selanjutnya, khusus untuk siswa kelas kecil (SD kelas 1-3) dapat dilakukan aktivitas yang berfungsi me-recall (membantu anak mengingat lagi keterampilan yang pernah dipelajari di kelas sebelumnya), misalnya membaca, berhitung, menulis," imbuh Mia.
Pada anak-anak yang rutinitas hariannya tidak berubah selama liburan, tentu pembiasaan untuk persiapan sekolah tidak begitu sulit. Menurut Mia, tantangan cenderung lebih dirasakan apabila rutinitas anak selama bersekolah dan liburan sangat kontras atau jauh berbeda.
"Apabila persiapannya kurang, biasanya rentan terjadi konflik antara orang tua dan anak, misalnya dalam hal kedisiplinan, yang turut menyumbang kondisi stres pada anak maupun orang tua," pungkasnya.
(del/pua)