Dinkes DKI Sebut Banyak Kasus HIV Dipicu Perilaku Seksual Sesama Jenis

CNN Indonesia
Jumat, 21 Jul 2023 21:45 WIB
Ilustrasi. Tren peningkatan kasus infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) dalam lima tahun terakhir di Indonesia didominasi oleh perilaku hubungan seksual sesama jenis. (iStockphoto/MicroStockHub)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tren peningkatan kasus infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) dalam lima tahun terakhir di Indonesia didominasi oleh perilaku hubungan seksual sesama jenis.

Hal tersebut disampaikan oleh dokter Ratia Ayuningtyas dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam media briefing Hari Anak Nasional 2023 di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).

"Sekarang ada peningkatan tren laki-laki [berhubungan] seks dengan laki-laki. Itu meningkat terus, memang kita temukan banyak yang terinfeksi [HIV] karena perilaku seks ini," ujar Tia.

Tren ini, lanjut Tia, bukan hanya terjadi di Jakarta, melainkan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam hal ini, perilaku seks yang dimaksud merujuk pada hubungan seks anal yang dilakukan sesama laki-laki.

Risiko ini muncul karena luka pada anus lebih mudah terbentuk akibat penetrasi. Berbeda dengan penetrasi yang dilakukan melalui vagina, kehadiran 'pelumas' alami akan mempermudah jalan masuk penis.

Sebaliknya, saat melakukan hubungan seks melalui anus, pelumas alami tak akan muncul. Akibatnya terjadi gesekan yang lebih kuat dan luka pun akan lebih mudah terbentuk.

"Mungkin iya [bisa] pakai pelumas yang luar itu, tapi tetap saja terjadinya luka lebih mungkin," katanya.

Namun demikian, Tia belum bisa merinci jumlah kasus HIV yang dipicu perilaku seksual sesama jenis selama lima tahun terakhir. Hal yang pasti, lanjut dia, jumlahnya lebih dari 60 persen dari total kasus HIV yang tercatat saat ini.

"Pokoknya sekitar 60 persen kasus HIV yang terdeteksi terjadi karena perilaku ini, laporan dari puskemas, dari faskes, memang begitu fakta di lapangan," katanya.

Saat ini, Dinkes DKI Jakarta mencatat total kasus HIV per Maret 2023 telah mencapai 79.628 orang. Dari angka tersebut, sebanyak 6.573 orang dinyatakan meninggal dan 9.811 hilang kontak tanpa melakukan pengobatan.



(tst/asr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK