Data Kemenkes yang terbaru mengungkapkan bahwa tiap tahunnya sekitar 5.100 ibu rumah tangga terpapar HIV. Adakah cara tes HIV yang bisa dilakukan untuk mengeceknya?
"Setiap tahun terdapat penambahan kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga sebanyak 5.100 orang yang positif HIV," kata Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril dalam Konferensi pers yang digelar Kemenkes secara daring, Senin (8/5).
bagi mereka yang aktif seksual lebih dari satu pasangan sangat rentan terpapar HIV, apalagi jika tidak menggunakan pengaman. Pasangannya juga bisa terpapar tanpa tahu harus melakukan pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kuncinya suami ya harus setia, kalau tidak ya minimal terbuka dan rutin melakukan pemeriksaan," kata Syahril.
Saat ini kata dia, pemeriksaan untuk penyakit menular seksual seperti sifilis dan HIV/AIDS bisa dilakukan di fasilitas-fasilitas kesehatan secara gratis. Cara tes HIV salah satunya adalah dengan mendaftar ke Puskesmas terdekat tanpa dipungut biaya saat pemeriksaan.
Pemeriksaan medis juga termasuk dalam langkah pencegahan agar penularan tidak semakin meluas. Ada tiga cara tes HIV di rumah sakit.
Mengutip laman ciputra hospital, tes antibodi adalah tes HIV/AIDS yang paling umum dilakukan.
Tes ini bertujuan untuk mencari antibodi terhadap penyakit HIV/AIDS yang ada dalam darah atau air liur. Umumnya antibodi banyak ditemukan di dalam darah, air liur, serta urin. Tes antibodi yang menggunakan darah dilakukan dengan mengambil sedikit sampel darah.
Dalam metode tes ini, dokter akan melakukan uji laboratorium untuk mendeteksi antibodi yang melawan virus HIV/AIDS.
Anda tentunya sudah tak asing lagi dengan nama tes ini. Tes antibodi-antigen ini dilakukan untuk mencari antibodi dan antigen terhadap HIV/AIDS. Jika seseorang terinfeksi virus HIV/AIDS, antigen yang disebut p24 akan diproduksi sebelum antibodi berkembang. Tes antibodi-antigen bisa mendeteksi virus HIV/AIDS sekitar 18 hingga 45 hari setelah infeksi awal.
Cara tes HIV ini dilakukan dengan menggunakan proses reaksi chemiluminescence, yaitu proses mendeteksi antibodi dan p24 antigen. Jika dari prosesnya tersebut menunjukkan adanya antibodi dan antigen, maka alat detektor akan memancarkan cahaya sebagai tanda.
Tes asam nukleat (NAT) dilakukan dengan mencari virus yang sebenarnya dalam darah (viral load).
Tes asam nukleat ini adalah salah satu cara tercepat yang bisa mendeteksi infeksi virus yaitu 10 hari setelah terinfeksi. Hanya saja sampai saat ini, tes NAT masih jarang dilakukan lantaran harganya yang mahal.
Tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) merupakan tes HIV yang menggunakan darah untuk mendeteksi infeksi HIV. Sampel darah pasien yang diambil akan dilakukan uji laboratorium untuk melihat antibodi terhadap HIV.
Tes polymerase chain reaction (PCR)merupakan tes yang digunakan untuk mendeteksi materi genetik HIV yang disebut RNA. Tes ini mendeteksi infeksi virus HIV sangat dini yaitu sebelum antibodi dikembangkan.
Tes PCR bisa dilakukan sejak beberapa hari atau minggu setelah terpapar HIV.
Meskipun tes PCR tergolong tes yang paling akurat, tapi harganya cukup mahal.
Cara tes HIV lainnya bisa dilakukan dengan melakukan tes Western Blot. Namun umumnya western blot dilakukan sebagai tes lanjutan untuk mengonfirmasi diagnosis dari tes sebelumnya.
Dokter akan mengambil darah sebagai sampel dan dilakukan uji untuk mendeteksi antibodi HIV. Tes western dilakukan dengan memisahkan protein darah dan mendeteksi protein spesifik (antibodi HIV) yang mengindikasi infeksi HIV.
Itulah beberapa cara tes HIV yang bisa dilakukan di rumah sakit.
(chs)