Sebanyak 10 orang yang tergabung dalam sindikat jual beli organ ginjal ditangkap aparat kepolisian. Komplotan ini mengajak warga negara Indonesia menjual ginjal mereka dengan iming-iming uang ratusan juta.
Prosedur transplantasi antara pendonor dengan penerima seluruhnya dilakukan di Kamboja. Tepatnya, di salah satu rumah sakit militer di negara itu.
Transplantasi ginjal sebenarnya boleh dan legal secara medis selama dilakukan sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis urologi di Rumah Sakit Tiara Bekasi Andika Afriansyah mengatakan sebelum melakukan transplantasi ginjal ada banyak persiapan yang harus dilakukan. Semua persiapan ini harus dipenuhi agar prosedur bisa berjalan dengan lancar dan maksimal.
"Karena efeknya bisa berbahaya baik itu untuk pasien penerima maupun pendonor, jangan sampai ada yang terlewatkan satu persiapan pun," kata Andika saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (22/7).
Kata Andika sejumlah persiapan yang harus dilakukan itu misalnya pemeriksaan umum yang meliputi:
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan atau tes darah
- Pemeriksaan rontgen
- CT Scan atau MRI
"Selain itu pemeriksaan psikologis juga diperlukan untuk menilai dan memastikan kesiapan mental dari pasien dan pendonor," kata Andika.
Kata Andika di tahap ini diperlukan waktu berhari-hari hingga mendapat hasil yang maksimal. Makanya, proses transplantasi tidak bisa dilakukan dalam waktu satu atau dua bulan saja.
Selain persiapan fisik, ada pemeriksaan lain yang harus dilakukan pasien sebelum melakukan transplantasi ginjal. Tes ini penting dilakukan untuk menilai dan memastikan kecocokan antara pasien dengan ginjal pendonor.
"Bagian ini sangat penting untuk mengetahui potensi penolakan tubuh terhadap organ baru yang ditransplantasikan," katanya.
Pemeriksaan tersebut kata Andika antara lain:
Tujuan dari tes ini untuk memeriksa dan mengetahui apakah golongan darah pasien dengan pendonor cocok.
Apabila ada kecocokan pada golongan darah antara pendonor dengan penerima, selanjutnya dilakukan cek jaringan. Cek ini dinamakan pemeriksaan Human Leukocyte Antigen (HLA). Fungsinya untuk mengetahui kecocokan jaringan pendonor dengan penerima.
Tahap ini merupakan tes pemeriksaan sampel darah donor dan sampel darah pasien yang akan mendapat transplantasi. Kedua sampel darah akan diambil, kemudian dilakukan pencampuran antara kedua darah atau crossmatch.
Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengetahui apakah ada reaksi ketika kedua darah ini bersatu. Jika tidak ada reaksi, darah keduanya dianggap cocok dan risiko penolakan organ oleh tubuh juga sangat rendah.
"Tentunya selain tes, pendonor juga harus memiliki riwayat medis yang sesuai, ada sejumlah prasyarat medis yang harus dipenuhi si pendonor ini," katanya.
Lihat Juga : |
Prasyarat itu kata Andika meliputi:
- Sehat secara fisik dan mental
- Golongan darah sama dengan penerima
- Pendonor tidak sedang sakit ginjal jenis apapun
- Tidak menderita penyakit menular, salah satunya HIV
- Tidak mengalami penyakit jantung, kanker, hipertensi, gangguan pembekuan darah dan berbagai penyakit lainnya.
- Tidak minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang.
(tst/agt)