13 Kata-Kata Senja, dari Romantis Sampai yang Lucu
Melihat senja di pinggir pantai atau di teras rumah menjadi pengalaman tersendiri yang bisa membangkitkan semangat pada diri. Saat melakukan hal ini, muncul berbagai kata-kata senja yang bisa memenuhi pikiran.
Entah kata-kata ini membuat teringat masa lalu, membangkitkan gairah, atau justru mendulang sedih. Alasannya, ada berbagai macam hal yang bisa menggambarkan senja, romantisme, kesedihan, rasa galau, atau rasa percaya diri. Itulah senja, memiliki berbagai macam gambaran dari semburat warna jingganya.
Kata-kata senja bisa digunakan sebagai penyemangat. Kata-kata ini bisa Anda tempel sebagai keterangan foto yang diunggah di media sosial. Selain itu, berbagai kata-kata yang menggambarkan akhir dari hari ini juga bisa dikirimkan ke orang terkasih.
Berikut beberapa pilihan kata yang jadi kalimat saat Anda menatap senja di sore hari, melansir berbagai sumber:
1. Hanya senja yang tahu cara berpamitan dengan Indah.
2. Senja tidak pernah salah, hanya kenanganlah yang kadang membuatnya basah. Dan pada senja, akhirnya kita mengaku kalah.
3. Jika senja mengalah pada malam, aku di sini mengalah karena rindu.
4. Aku masih rindu, namun senja tak ingin lama bertemu.
5. Senja tak pernah menolak langit saat sore telah tiba, meskipun dia berubah menjadi kelabu.
6. Kenapa senja terdengar lebih romantis dari fajar? Karena perpisahan akan lebih mudah dikenang daripada pertemuan.
7. Mulai mempertanyakan alam raya, galaksi, planet-planet dan eksistensi saya di muka bumi ketika senja tiba saya belum juga ingin buang air besar.
8. Aku mencintaimu seperti senja. Lihat keindahannya, bukan durasinya.
9. Jika kamu senja, maka aku jingga. Muncul bersama, hilang pun juga.
10. Kenapa aku suka senja? Karena negeri ini kebanyakan pagi, kekurangan senja, kebanyakan gairah, kurang perenungan - Sujiwo Tejo.
11. Di bawah alismu hujan berteduh. Di merah matamu senja berlabuh - Joko Pinurbo.
12. Ada yang tak tenggelam ketika senja datang: Rasa - Rohmatikal Maskur.
13. Hampa itu seperti langkah tak berjejak, senja tapi tak jingga, cinta tapi tak dianggap - Raditya Dika.
(tst/pua)