Sisi Gelap di Balik 'Fancy-nya' Barbie

CNN Indonesia
Rabu, 26 Jul 2023 11:15 WIB
Ilustrasi. Ada cerita-cerita kontroversial di balik sejarah perjalanan panjang boneka Barbie. (via REUTERS/MATTEL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Film Barbie yang tayang di bioskop baru-baru ini sukses mencuri perhatian banyak orang. Namun tak banyak orang tahu sejarah Barbie yang tak lepas dari polemik terkait standar kecantikan perempuan.

Melansir New York Post, sebuah studi baru menemukan bahwa 82 persen dari 1.000 wanita multigenerasi berpendapat bahwa boneka Barbie mendorong ekspektasi tubuh yang tidak realistis bagi perempuan.

Boneka perempuan secara historis menampilkan sosok tubuh ramping dengan rambut pirang atau cokelat yang panjang dan lurus serta bentuk dada yang menarik. Gambaran ini begitu populer pada tahun 1950-an, saat pertama kali Barbie memasuki pasar.

Mendiang Ruth Handler, yang menciptakan figur Barbie pada tahun 1959, pernah merespons soal ramainya sosok boneka perempuan tersebut.

"Mereka tidak menyangka bahwa masyarakat akan menerima boneka berpayudara untuk anak-anak," kata dia.

"Saya tahu mereka keliru," kata Handler, yang juga salah satu pendiri dan mantan presiden Mattel. Ia meninggal dunia pada tahun 2022 lalu.

Studi baru dari Harmony Healthcare IT kemudian menemukan bahwa 69 persen perempuan berpikir bahwa Barbie dapat memicu masalah citra tubuh yang berbahaya.

Fisiknya yang ramping dan montok telah dikaitkan dengan rasa tidak percaya diri pada beberapa perempuan, melahirkan estetika mode 'Barbiecore', desain interior berwarna pink terang, dan pasukan 'Barbie Girl' yang ingin menjalani operasi plastik ekstrem agar terlihat seperti boneka.

Pada 64 tahun lalu, Mattel pertama kali memperkenalkan Barbie. Selama hampir 10 tahun mereka memproduksi boneka yang terdiri dari perempuan dan laki-laki berkulit putih.

Handler benar, Barbie langsung menjadi hit dan terjual hampir 300 ribu boneka pada tahun pertama penjualannya.

"Sebelum Barbie, hampir semua boneka yang tersedia saat itu adalah boneka bayi, karena sebagian besar perempuan saat itu hanya menjadi ibu," ujar Cindy Eagan, penulis The Story of Barbie and the Woman Who Created Her.

Simak sejarah boneka Barbie selengkapnya di halaman berikutnya..

Beradaptasi seiring waktu


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :