Setelah Transplantasi, ke Mana Ginjal Lama yang Sudah Rusak?
Transplantasi ginjal adalah salah satu pengobatan yang bisa dilakukan pada pasien gagal ginjal kronis. Transplantasi dilakukan untuk mengganti ginjal yang rusak dengan yang baru dan biasanya didapat dari pendonor.
Lantas, kemana ginjal lama yang telah rusak? Apakah harus dibuang atau dibiarkan begitu saja?
Dokter konsultan ginjal hipertensi di Rumah Sakit Jakarta Medical Center (JMC) Maruhum Bonar Hasiholan Marbun mengatakan ginjal lama yang telah rusak biasanya dibiarkan saja.
Ginjal tersebut tak perlu diangkat karena tidak akan memengaruhi ginjal baru yang telah ditransplantasi.
"Dibiarkan saja, ginjal ini tidak usah diangkat. Biasanya memang dibiarkan karena dia (ginjal) itu kan daging," kata dokter yang kerap disapa Marbun dalam konferensi pers yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara daring tentang transplantasi ginjal, Rabu (26/7).
Kata Marbun, ginjal bisa berbahaya ketika berfungsi dan mengalami kerusakan. Sementara saat diganti, ginjal itu seolah 'mati' dan hanya menjadi seonggok daging dalam tubuh.
"Karena sudah tidak berfungsi, jadi tidak berbahaya lagi," kata dia.
Meski demikian, ada juga beberapa kasus saat ginjal rusak harus diangkat ketika proses atau bahkan setelah dilakukan transplantasi. Hal ini bisa terjadi jika ginjal rusak tersebut memicu tumbuhnya sel-sel abnormal seperti kanker.
"Kalau dia menyebabkan infeksi atau memicu sel kanker baru jadi masalah. Kalau terjadi kekambuhan, kemudian infeksi biasanya kita buang, kalau gak ada keluhan kita diamkan saja," katanya.
Dalam kesempatan itu, Marbun juga menjelaskan soal transplantasi berulang yang bisa dilakukan pasien gagal ginjal. Seorang pasien bisa melakukan transplantasi dua hingga tiga kali jika dia mengalami gagal ginjal berulang.
Biasanya, pasien harus menjalani operasi transplantasi kedua atau ketiga jika muncul reaksi negatif dari ginjal baru yang diterimanya.
Tentunya, kata Marbun, operasi kedua atau ketiga ini juga cukup sulit, tidak semudah transplantasi ginjal yang pertama.
"Bisa dua, tiga, bisa berulang-ulang menerima ginjal baru dengan catatan ya pendonornya ada. Tapi memang tidak mudah ya untuk yang kedua, ketiga, dan seterusnya," kata dia.
(tst/pua)