Maskapai yang Dicap Terburuk di Dunia Ini Akhirnya Dijual

CNN Indonesia
Kamis, 10 Agu 2023 10:45 WIB
Pakistan International Airlines (PIA) belum terbang ke Eropa dalam 3 tahun terakhir usai terungkap lebih dari 30 persen pilot mereka memiliki lisensi palsu.
Pesawat maskapai Pakistan Internasional Airlines. (AFP/Karim Sahib)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakistan International Airlines (PIA) belum terbang ke Eropa dalam tiga tahun terakhir setelah terungkap bahwa lebih dari 30 persen pilot mereka memiliki lisensi palsu.

Imbas terungkapnya skandal lisensi palsu pilot itu, Pakistan International Airlines dicap sebagai maskapai penerbangan terburuk di dunia. Kini, Pakistan International Airlines dijual.

Berbagai kejadian kontroversial terjadi pada Pakistan International Airlines. Yang terkenal adalah ketika maskapai ini membuat ritual mengorbankan seekor kambing demi keselamatan penerbangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah kontroversi Pakistan International Airlines tak cuma itu. Maskapai ini pernah menempatkan penumpang lebih banyak dibanding kursi di pesawat, sehingga ada penumpang yang berdiri dalam perjalanan udara sejauh 1.700 mil.

Seperti dilansir View From The Wing, delapan tahun lalu Pakistan setuju untuk memprivatisasi PIA sebagai syarat menerima dana talangan IMF. Namun rencana tersebut berujung pada protes karyawan yang berubah menjadi kekerasan dalam bentrokan dengan polisi yang melibatkan peluru karet, meriam air, dan gas air mata.

Salah satu pukulan paling signifikan terhadap reputasi maskapai ini adalah penangguhan penerbangannya ke Eropa dan Inggris Raya pada tahun 2020. Penangguhan ini terjadi setelah Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa mencabut otorisasi PIA untuk terbang ke wilayah tersebut karena skandal lisensi pilot palsu.

Insiden ini tidak hanya membahayakan kredibilitas maskapai tetapi juga menyoroti perlunya reformasi menyeluruh dalam pengoperasiannya.

Sekarang, Pemerintah Pakistan telah mengumumkan niatnya untuk memprivatisasi maskapai nasional itu, sebagai bagian dari program privatisasi yang sedang berlangsung.

Langkah signifikan ini dilakukan ketika Pakistan berupaya untuk mengalihdayakan operasi bandaranya, sejalan dengan persyaratan kesepakatan Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar US$3 miliar.

Kebijakan tersebut menyoroti komitmen pemerintah untuk merombak kondisi sengsara keuangan maskapai nasional Pakistan itu dan menyuntikkan dan segar baru ke dalam sektor penerbangan.

Sebelumnya, baik Etihad dan Emirates mengendus-endus kemungkinan membeli Pakistan International Airlines, karena keduanya mengambil jalur lalu lintas udara yang signifikan dari Pakistan.

Selain itu, setidaknya 1,5 juta orang Pakistan tinggal di Dubai. Namun pemerintah membatalkan privatisasi pada 2019. Tahun lalu juga ada perbincangan tentang Qatar Airways yang ingin mengambil alih maskapai bermasalah tersebut.

(wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER