Tak Semua Suku Dayak Bisa Bikin Ruit Besai yang Dipakai Puan Maharani
Ketua DPR RI Puan Maharani tampil mengenakan pakaian adat Suku Dayak, Kalimantan Barat saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI 2023, Rabu (16/8).
Pakaian adat itu memperlihatkan motif Ruit Besai berwarna merah marun. Kain itu didapatkan Puan secara langsung dari Desa Umin Jaya, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Kalbar.
Ruit Besai sendiri dikenal sebagai salah satu motif kebesaran dalam masyarakat Dayak. Motif itu umumnya hanya digunakan oleh tokoh-tokoh besar.
"Motif ini melambangkan kebesaran dan keperkasaan. Pengerjaannya tidak boleh sembarangan, hanya orang-orang tertentu yang boleh membuatnya," ujar tokoh perempuan Daya Yoalanda Lasarus, melansir Antara.
Tak sembarang orang bisa membuatnya
Sementara kain yang dikenakan Puan berasal dari Suku Moan, salah satu sub-suku Dayak Iban. Kain ini dikerjakan selama kurang lebih 3,5 bulan.
Tak semua orang di Suku Moan bisa membuat kain ini. Pasalnya, proses pembuatannya membutuhkan ritual-ritual khusus.
"Hanya perajin-perajin tua yang boleh membuatnya karena waktu dibuat ada ritual adatnya. Jadi enggak boleh sembarang orang yang buat, karena dianggap sebagai motif yang sakral," ujar Yoalanda.
Di masa lampau, kain Ruit Besai digunakan sebagai penanda kemenangan. Ruit sendiri menjadi salah satu motif kain Dayak yang cukup langka.
"Motif ini jarang ditemui, karena tidak semua orang boleh membuatnya," ujar Yoalanda.
Untuk melengkapi busana adat yang dipakainya, Puan memakai aksesori lain berupa ikat kepala dari Burung Ruai. Burung ini kerap dianalogikan sebagai kecantikan perempuan-perempuan Dayak.
(asr)