Rotavirus merupakan virus penyebab diare paling umum yang menyerang bayi dan anak-anak. Kenali gejala rotavirus agar Anda paham menangani infeksi virus ini saat menyerang anak.
Rotavirus adalah virus penyebab peradangan di saluran pencernaan. Nama rotavirus mengambil kata 'rota' dalam bahasa Latin yang berarti roda yang mewakili bentuk virus saat dilihat dengan mikroskop.
Rotavirus jadi penyebab paling umum diare pada bayi dan anak-anak terutama di negara-negara dengan sanitasi kurang baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan bahkan telah mencanangkan vaksin rotavirus gratis mulai Agutus 2023. Program vaksin rotavirus (RV) menyasar anak usia 2 bulan atau bayi yang lahir pada 16 Mei 2023.
Berikut ini penjelasan mengenai rotavirus dan gejalanya yang perlu orang tua ketahui.
![]() |
Infeksi rotavirus sebenarnya bisa menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak, maupun orang dewasa. Melansir CDC, penularan rotavirus terjadi jika tangan yang terkontaminasi virus dari feses tak sengaja masuk mulut.
Selain itu, Anda memegang benda yang terkontaminasi virus lalu tangan digunakan untuk makan atau masuk mulut. Kemudian penularan juga bisa terjadi kalau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
![]() |
Gejala infeksi rotavirus bisa muncul setelah sekitar dua hari terpapar virus. Seperti dilansir dari WebMD, gejala rotavirus antara lain:
1. Demam, muntah, dan sakit perut. Biasanya ini merupakan gejala awal dan kemudian bisa hilang.
2. Diare, dimulai setelah tiga gejala awal sudah hilang. Virus mulai menginvasi sistem tubuh bayi dan anak lalu memicu diare selama 5-7 hari.
Selama gejala awal, anak bisa kehilangan nafsu makan dan minum. Anak berisiko dehidrasi dan hal ini bisa membahayakan jiwa anak.
Mengutip laman Kemenkes, gejala yang bisa muncul bila terjadi dehidrasi adalah:
Selain pada anak, orang dewasa juga bisa mengalami infeksi rotavirus. Gejala yang muncul pada orang dewasa umumnya lebih ringan.
Segera ke dokter bila Anda atau anak Anda mengalami gejala infeksi rotavirus seperti yang disebutkan di atas. Penanganan yang cepat dapat mencegah komplikasi akibat infeksi rotavirus.
![]() |
Tidak ada obat untuk mengatasi rotavirus. Pengobatan terhadap rotavirus hanya untuk mengatasi gejalanya. Oleh karenanya, pencegahan infeksi rotavirus dengan vaksinasi sangat penting.
Data Profil Kesehatan Indonesia 2020 menunjukkan diare adalah penyumbang kematian kedua setelah pneumonia pada bayi usia 29 hari-11 bulan yaitu 9,8 persen. Sementara pada balita usia 12-59 bulan, diare menyumbang 4,5 persen dari total angka kematian.
Selain kematian dan kesakitan, diare akan menghambat tumbuh kembang anak sebab bisa memicu stunting. Zat gizi yang dibutuhkan anak hilang karena diare berulang.
"Berdasarkan penelitian sebelumnya, 1 dari 2 anak diare disebabkan karena infeksi rotavirus yang berasal dari makanan, yang penanganannya dapat dicegah antara lain dengan Imunisasi Rotavirus secara gratis," ungkap Wamenkes Dante Saksono Harbuwono pada Selasa (14/8), mengutip dari laman Kemenkes.
Vaksin rotavirus diberikan sebanyak tiga dosis mulai usia 2 bulan dan maksimal 4 bulan dengan interval minimal empat minggu antardosis.
(tim/pua)