Gunung Everest menyajikan tantangan luar biasa. Namun, kini tantangan itu bisa dinikmati dalam gelimang kemewahan glamping. Mau coba?
Memberanikan diri mendaki Everest berarti harus siap dengan apa pun yang terjadi. Di sana, mayat-mayat pendaki seolah jadi pemandangan umum.
Hanya saja, melansir dari Inside Hook, ada seorang wanita yang menikmati Everest dengan cara berbeda dan jauh dari kengerian. Jen Murphy menuliskan pengalamannya glamping pada April lalu di situs Robb Report.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di salah satu base camp di Gunung Everest, ia menikmati kopi di sebuah tenda berukuran besar dengan bed queen-sized, permadani Persia, lengkap dengan penerangan dan stopkontak.
"Saya bersyukur atas mandi air hangat dan memanfaatkan layanan binatu, Wi-Fi, dan terapis pijat siap pakai yang memulihkan kaki saya yang lelah. Sekali lagi, kami dibungkus dengan selimut di meja makan, dan staf lokal menyajikan kami hot pot vegetarian dan momo (pangsit Tibet)," tulis Murphy.
Rupanya, perjalanan ini dikelola oleh Climbing The Seven Summits (CTSS) yang didirikan oleh seorang Amerika bernama Mike Hamill. Dia tengah menjalankan proyek ekspedisi baru bertajuk Everest Base Camp Rugged Luxury Executive Trek.
Menurut Murphy, keberadaan layanan ini membuat wisatawan bisa mencicip Everest tanpa harus meluangkan waktu lebih, latihan, dan risiko besar untuk mencapai puncak.
Apa saja yang ditawarkan di sana?
Melihat pengalaman Murphy, Anda bakal mendapatkan fasilitas mewah ala glamping (glamorous camping). Tenda besar, kasur empuk, penghangat ruangan, bahkan spa.
Menilik laman resmi CTSS, program ini menawarkan penginapan di base camp, pengalaman budaya, makan dan keramahtamahan Sherpa, pendakian Kalapathar yang terkenal, dan menikmati pemandangan Everest serta Himalaya dari udara saat terbang ke dan dari Lukla.
Namun, tawaran glamping hanya dibuka setahun sekali 28 Maret-14 April dengan harga US$18,995 (sekitar Rp291,7 juta). Harga ini sudah termasuk perlengkapan mewah di tenda, paket wisata termasuk akomodasi minum teh dan transportasi berupa helikopter dari base camp ke Kathmandu.