Awas, Parafimosis 'Sunat Jin' Juga Bisa Terjadi pada Pria Dewasa

CNN Indonesia
Selasa, 26 Sep 2023 21:30 WIB
Ilustrasi. Dokter mengatakan parafimosis juga bisa dialami oleh pria dewasa. (iStockphoto/Andrii Zastrozhnov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Parafimosis atau oleh sebagian masyarakat Indonesia dikenal dengan fenomena sunat jin ternyata tak hanya dialami anak-anak. Orang dewasa juga bisa mengalami kelainan penis yang tergolong dalam kondisi darurat medis ini.

Dokter spesialis bedah urologi di RSUD dr Soegiri, Lamongan, Jawa Timur, Budi Himawan mengatakan orang dewasa memang bisa mengalami kelainan ini. Terutama pada mereka yang tidak melakukan sunat atau sirkumsisi.

"Bisa, sangat mungkin sekali mereka (yang tidak sunat) mengalami parafimosis," kata Budi dalam media briefing yang digelar IDI terkait fenomena sunat jin secara daring, Senin (25/9).

Parafimosis, kata Budi, merupakan kelainan penis yang terjadi saat kulup penis tertarik ke leher kepala penis dan tidak bisa kembali ke keadaan semula. Kondisi ini kebanyakan dialami anak-anak yang secara tidak sadar bermain-main dengan penis mereka.

Sementara pada orang dewasa, kejadiannya bisa bermacam-macam. Salah satunya bahkan bisa terjadi saat melakukan aktivitas seksual.

"Saat berhubungan dengan pasangan, tidak sengaja kulupnya tertarik. Itu bisa terjadi dan terjadilah parafimosis ini. Paling mungkin terjadi itu pada posisi woman on top," katanya.

Kulup penis yang seharusnya membungkus penis ini terjerat ke belakang. Kondisi ini bisa menyebabkan kulup penis mengalami pembengkakan.

Jika dibiarkan, penis akan membengkak dan mengalami rasa sakit yang luar biasa. Bahkan jika tidak ditangani dengan cepat bisa menyebabkan kerusakan permanen pada penis.

"Tingkat keparahannya tergantung pada seberapa berat derajat penjeratan kulit penis. Makanya setiap orang tidak bisa disamakan," kata dia.

Jika penis yang mengalami parafimosis ini dibiarkan hingga dua hari bahkan lebih maka akan terjadi kerusakan pada kepala penis. Hal ini dimulai dengan warna kulit penis yang berubah kehitaman, hingga terjadi auto mutilasi.

Pada kepala penis akan muncul luka hingga mengalami auto mutilasi. Hal ini kata Budi sama saja dengan fungsi penis yang menghilang dengan sendirinya. Bahkan sangat berpengaruh pada proses reproduksi di masa depan.

"Penis akan termutilasi sendiri bagian kepalanya karena dia terjerat lama. Lalu copot sendiri. Fungsinya terutama fungsi estetikanya sudah hilang. Makanya, ya harus segera ditangani tidak boleh dibiarkan karena ini kondisi darurat medis," katanya.

Untuk mencegah hal itu terjadi, Budi menyarankan agar pria melakukan sunat atau sirkumsisi pada penis mereka. Dengan sunat, kejadian kulup penis tertarik ke belakang tidak akan pernah terjadi.

"Mau apapun kepercayaannya, sunat memang penting dilakukan. Karena secara medis itu sangat baik untuk kesehatan," katanya.

(tst/pua)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK