Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berencana membangun New Bromo untuk menjadi destinasi wisata yang lebih keren, setelah bencana kebakaran yang dipicu flare dari kegiatan prewedding beberapa waktu lalu.
Kebakaran tersebut membuat 989 hektare kawasan Gunung Bromo hangus dilalap api. Kondisi itu membuat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya berencana melakukan reboisasi lahan Bromo dan membangun New Bromo.
Usai meninjau kondisi Gunung Bromo pada Sabtu (23/9), Siti Nurbaya menyebut ada empat poin yang mesti dilakukan untuk membangun New Bromo di antaranya rehabilitasi fisik, ekonomi, sosial, dan manajemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti Nurbaya juga mengatakan, Gunung Bromo layak masuk dalam 10 wisata prioritas di Indonesia, karena potensi wisata yang ada di dalamnya.
"Di sini banyak yang bagus. Harus kita yang ngangkat bahwa ini 10 destinasi wisata prioritas. Harus ada konsistensi. Kalau bisa 10 destinasi wisata baru itu untuk Bromo juga kelas atas. Dengan usaha sendiri bisa buat Bromo Tengger Semeru (BTS) keren. Saya percaya bahwa ada sesuatu di BTS. Saya pernah ke sini tahun 98, saat itu sudah bagus juga," jelas Siti Nurbaya, seperti dikutip dari Detik.
Dia berencana melakukan penataan ulang di kawasan wisata Bromo demi mewujudkan potensi tersebut. Perbaikan fasilitas dan manajemen, kata Siti, juga mesti dilakukan.
"Harus dirapikan sekali, khususnya shelter untuk pedagang, parkir, termasuk desain manajemen manage wisata," katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Hendro Widjanarko membenarkan bahwa rencana penataan pariwisata di Bromo sedang digodok.
![]() |
"Sedang kita bahas, antara lain pembangunan shelter untuk mengakomodasi warung-warung sehingga lebih baik dan keren," katanya.
Di sisi lain, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut mendukung langkah rehabilitasi kawasan Gunung Bromo. Menurut Kemenparekraf, pengelolaan wisatawan ke Bromo jadi faktor penting supaya kejadia serupa tidak terulang.
Terlebih, kerugian akibat kebakaran padang rumput Bromo selama 13 hari yang disebabkan kegiatan prewedding yang menggunakan flare mencapai Rp89,7 miliar.
Angka itu hanya berdasarkan segi pariwisata, masih ada lagi kerugian besar lainnya termasuk terdampaknya flora dan fauna serta kerugian yang mesti ditanggung warga sekitar.
Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf Agustini Rahayu mendorong edukasi terhadap wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo. Menurut dia, wisatawan yang ke Bromo perlu diajarkan pentingnya menjaga alam alih-alih sekadar bersenang-senang.
"Penegakan hukum sesuai ketentuan UU 32 tahun 2009. Monitoring dan evaluasi berkala mengenai penerapan SOP kunjungan wisatawan dan memperketat pengawasan di lapangan," papar Agustini Rahayu kepada media pada Senin (25/9).
(wiw)