Atasi Iklim, Sektor Wisata Bisa Terapkan Tunjangan Karbon Pribadi

CNN Indonesia
Minggu, 08 Okt 2023 21:42 WIB
Tunjangan karbon pribadi diyakini bisa membatasi perjalanan seseorang hingga membantu mencegah perubahan iklim.
Ilustrasi. Tunjangan karbon pribadi diyakini bisa membatasi perjalanan seseorang hingga membantu mencegah perubahan iklim. (Istockphoto/PeopleImages)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tunjangan karbon pribadi atau dikenal dengan istilah personal carbon allowances diyakini bisa membatasi perjalanan seseorang hingga membantu mencegah perubahan iklim berkelanjutan.

Laporan teranyar yang dikeluarkan sebuah perusahaan perjalanan menyebut sudah saatnya berhenti menganggap krisis iklim sebagai ancaman. Sebab, hal itu kini bukan lagi ancaman jangka panjang melainkan hal yang sudah ada di depan mata.

Melansir Timeout, laporan dari perusahaan perjalanan Intrepid Travel mengatakan bahwa diperlukan tindakan yang lebih ketat agar perjalanan bisa lebih baik tanpa harus merusak alam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, perjalanan ramah lingkungan saja tidak cukup. Sangat diperlukan kesadaran tiap individu setiap kali melakukan perjalanan.

Laporan itu mengklaim bahwa langkah-langkah yang digambarkan sebagai tindakan 'drastis' mungkin akan diterapkan di masa depan. Bisa jadi langkah drastis itu salah satunya berupa tunjangan karbon pribadi atau personal carbon allowances.

Saat ini, anggaran karbon global terhitung hingga 2050 mencapai 750 juta ton. Batasan karbon ini kemungkinan besar bisa diterapkan ke individu yang akan melakukan perjalanan pada 2040 mendatang.

Aturan ini nantinya menentukan jumlah yang bisa digunakan setiap orang. Kemungkinan besar tunjangan karbon ini akan dilacak melalui paspor masing-masing individu.

Meski demikian, aturan ini belum benar-benar berlaku. Bagaimana penerapannya pun belum ditetapkan. Semua yang saat ini dibicarakan murni berupa prediksi.

Dalam laporan yang dibuat atas kerja sama dengan The Future Laboratory ini juga dibahas dampak perubahan iklim terhadap pilihan destinasi liburan masing-masing individu.

Kebakaran hutan di Yunani, Tenerife, dan Portugal tahun ini memberikan gambaran suram bagi masa depan Mediterania. Laporan tersebut mengatakan bahwa Mediterania bisa menjadi destinasi yang 'punah'.

People walk on dried up Lake Zicksee near Sankt Andrae, Austria, April 9, 2023. REUTERS/Leonhard FoegerIlustrasi. Tunjangan karbon pribadi diyakini bisa membatasi perjalanan seseorang hingga membantu mencegah perubahan iklim. (REUTERS/LEONHARD FOEGER)

Mengutip prediksi dari perusahaan perjalanan Tui, wisatawan juga kemungkinan akan mulai memilih destinasi yang lebih sejuk. Hal ini karena panasnya Mediterania yang semakin tak tertahankan.

Tui kemungkinan akan mengalihkan fokus mereka ke negara-negara dan destinasi Nordik seperti Belgia dan Belanda.

Advantage Travel Partnership baru-baru ini juga telah melakukan survei terhadap 2 ribu warga Inggris. Dari survei itu ditemukan bahwa 62 persen peserta berusia 18-24 tahun akan mempertimbangkan kembali tujuan perjalanan karena iklim. Sementara 70 persen akan menyesuaikan waktu perjalanan mereka.

Salah satu pendiri dan ketua Intrepid Travel Darrell Wade berkata, "Dampak langsung dan bencana dari perubahan iklim sudah terlalu lama dipandang sebagai sesuatu yang masih jauh di masa depan. Namun hal ini bukan lagi peristiwa yang akan terjadi, itu sedang terjadi sekarang."

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER