HARI AIDS SEDUNIA

IDI Sebut Pandemi Covid Bikin Penanganan HIV/AIDS Berantakan

CNN Indonesia
Jumat, 01 Des 2023 17:15 WIB
Ilustrasi. IDI menyebut pandemi Covid-19 membuat penanganan AIDS terkendala. (Istockphoto/burakkarademir)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah telah menyusun rencana untuk mengakhiri AIDS pada 2030 mendatang. Namun nyatanya, penanganan HIV/AIDS jadi berantakan menyusul datangnya pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.

Hal ini diakui Anggota Dewan Pertimbangan PB IDI, Zubairi Djoerban dalam media briefing Hari AIDS Sedunia 2023 secara daring, Kamis (30/11)

"Covid ini memang membuat rencana tadi berantakan, terjadi kemunduran," kata Zubairi.

Menurut Zubairi, tak hanya Indonesia yang mengalami kendala penanganan HIV/AIDS di masa pandemi. Ia menyebut negara-negara lain seperti Amerika hingga Eropa juga menghadapi carut-marut serupa.

"Misalnya sebagai contoh di Amerika itu di beberapa kota besar prevalensi HIV pada transgender bisa bervariasi dari 17 persen sampai bahkan ada yg 62 persen untuk yang kulit hitam," ujarnya.

Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi?

Zubairi mengatakan, saat pandemi para dokter yang menangani HIV berpindah tugas untuk mengobati pasien Covid-19. Selain itu, pasien HIV yang seharusnya berobat teratur merasa takut ke rumah sakit karena takut tertular.

"Apalagi transportasi ke rumah sakit menjadi tidak mudah sehingga banyak terjadi putus obat," ujarnya.

Ia menyebutkan kasur di Eropa yang 70 persen klinik HIV-nya tidak berjalan dengan baik selama masa pandemi. Sementara di Eropa Timur 60 persen dokter mengobati HIV dan Covid sekaligus.

Pun terjadi dengan tes untuk penyakit seks menular lainnya jadi sangat berkurang.

"Untuk rontgen-nya pun jadi sulit karena alat radiologi pada waktu itu di sana didesain untuk melakukan rontgen paru," keluhnya.

"Bagaimana dengan di Indonesia? Juga sama. Banyak terjadi putus obat. Tidak hanya di Indonesia tapi di Amerika juga."

(pua/pua)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK