Meraba Braille, Membaca dan Menulis Dalam 'Kegelapan'

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Jumat, 12 Jan 2024 10:45 WIB
Demi tak merepotkan anaknya yang selalu membacakan cerita dan keinginan untuk kembali mengaji, di usia senjanya, Enden mulai belajar huruf braille.
Demi tak merepotkan anaknya yang selalu membacakan cerita dan keinginan untuk kembali mengaji, di usia senjanya, Enden mulai belajar huruf braille.( Istockphoto/serezniy)

Metode belajar khusus

Adi Arianto, Konselor sekaligus pengajar huruf braille di Yayasan Mitra Netra punya metode sendiri dalam mengajari braille setiap kali bertemu murid. Apalagi, dia sudah belasan tahun mengajarkan braille pada murid dari berbagai kalangan dan usia.

"Ada yang masih SD, ada yang remaja, ada yang baru 20 an, banyak juga yang sangat senior, lebih tua dari saya. Usia-usia 50-60 an," kata Adi.

Biasanya Adi akan menyuruh murid-muridnya menghafalkan 10 huruf pertama yakni dari A-J. Bisa dibilang, 10 huruf pertama ini adalah cikal bakal titik-titik yang ada di braille.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah hafal yang 10, maka ke huruf lain lebih mudah. Karena huruf lain itu hanya modifikasi saja," katanya.

Kata Adi, huruf braille sendiri disusun menggunakan enam titik timbul. Posisi titiknya vertikal dengan dua titik-titik horizontal, mirip kartu domino.

Penempatan enam titik ini masing-masing, tiga titik di bagian kiri dan tiga titik di bagian kanan. Sebagai contoh, Adi menjelaskan saat titik terisi pada bagian paling atas tepatnya di bagian kiri, ini merupakan simbol huruf A. Sedangkan jika dua titik teratas pada bagian sebelah kiri terisi maka merupakan simbol huruf B.

"Cara kerjanya sebenarnya mudah, asal bisa hafal 10 huruf pertama yakni A-J dulu," kata dia.

Selain membaca, para murid juga harus bisa menulis huruf braille. Braille tidak ditulis dengan pena dan kertas biasa, melainkan menggunakan alat khusus yang disebut riglet.

Riglet ini terdiri dari papan dengan kota dan lubang mirip penjepit kertas dan jarum untuk menusuk kertas tapi jangan sampai bolong.

"Menulis dan membaca huruf braille juga tidak sama. Orang yang penglihatannya sehat menulis dari kiri membaca pun dari kiri. Kita beda. Jadi ada sisi negatif dan sisi positif," kata.

Sisi positif dan sisi negatif ini maksudnya adalah titik penulisan dan titik membaca huruf braille. Huruf braille ditulis dari arah kiri atau sisi negatif, kemudian kertas akan dibalik dan dibaca dari sisi positif atau arah kanan.

Selain itu, huruf braille tidak memiliki huruf kapital. Untuk membedakannya akan diberi titik di depan huruf yang akan dijadikan huruf kapital.

Braille juga tidak hanya terdiri dari huruf A-Z, braille juga terdiri dari simbol matematika, huruf hijaiyah, not balok, dan juga berbagai aksara dalam bahasa di tiap negara.

"Tidak hanya aksara latin seperti A-Z. ada banyak jenis braille. Ada Arab, ada Korea, macam-macam. Karena begini orang buta ada dimana-mana, orang buta juga punya hobi macam-macam. Maka braille pun jenisnya harus macam-macam," kata Adi.

Saat ini, bagi Adi yang sudah kehilangan penglihatan sejak kecil mengajar braille sudah jadi bagian dari hidupnya. Dia tak kenal lelah, tetap setia menerima murid-murid dari berbagai usia yang ingin membaca di tengah kegelapan.

"Karena saya tahu sampai kapanpun, meskipun teknologi audio sudah banyak untuk tunanetra, tapi braille akan tetap lestari. Karena bagaimana juga baca tulis manual akan dan pasti akan selalu dibutuhkan," katanya, menutup perbincangan sore itu.

(chs)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER