Warga Gulmarg, Sahil Ahmed Lone, 25, telah menjadi instruktur seluncur salju selama lima tahun. Dia mengatakan ada banyak optimisme bahwa bulan Januari akan membawa hujan salju yang lebat.
"Kami benar-benar kecewa," katanya kepada CNN Travel. "Kami melakukan banyak pemesanan dari klien kami, namun kami mengatakan tidak kepada mereka. Hal ini tentu berdampak pada sektor pariwisata," ungkap Ahmed Lone.
Ahmed Lone mengatakan dia telah membatalkan lima pemesanan dan memiliki lima hingga tujuh pemesanan lagi yang mungkin perlu dibatalkan juga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Instruktur ski ini menambahkan bahwa dia harus mengajak salah satu klien yang telah melakukan perjalanan ke Gulmarg untuk bermain snowboard sejauh 10-12 kilometer, dekat perbatasan, yang terdapat salju.
"Tetapi mereka tidak senang karena tidak banyak salju dan hanya ada bebatuan," kata Lone, seraya menyatakan bahwa mereka telah menasihati kliennya untuk tidak datang sama sekali.
"Apa yang akan mereka lakukan di sini tanpa salju?," imbuhnya.
Pada bulan-bulan musim panas, Gulmarg, menarik perhatian para pendaki dan pecinta alam. Kota ini menerima 1,65 juta wisatawan pada tahun 2023. Hal ini menimbulkan optimisme bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun yang lebih kuat lagi.
Raja Yaqoob, direktur pariwisata Kashmir yang dikelola India, merasa musim ski masih bisa diselamatkan. Meski tertunda 10-15 hari karena musim kemarau, dia mengatakan, akan ada banyak salju dalam beberapa hari mendatang berdasarkan perkiraan, sehingga hilangnya salju saat ini akan terkompensasi.
Yaqoob mencatat bahwa musim hujan salju di Gulmarg biasanya terjadi pada bulan November hingga Februari-Maret. "Kali ini terjadi hujan salju satu/dua kali pada bulan Desember, namun hujan salju yang diperkirakan terjadi pada bulan Januari belum terjadi," katanya, seraya menambahkan bahwa El Nino adalah penyebab penundaan tersebut.
(wiw)