Sebuah kuil di Jepang yang menjadi tempat penyelenggaraan Festival Hadaka Matsuri atau "Pria Bugil" sejak sekitar 1.250 tahun yang lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah akan mengizinkan wanita ambil bagian dalam ritual tersebut pada tahun ini.
Namun, wanita tetap tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam puncak festival, di mana para pria hanya akan mengenakan cawat mencoba menyentuh laki-laki telanjang bulat, yang dalam Bahasa Jepang disebut sebagai shin-otoko atau "manusia dewa", untuk mendapatkan keberuntungan di tahun depan.
Keputusan para tetua di Kuil Konomiya, Inazawa, prefektur Aichi, mendapat pujian dari kaum wanita dan pakar gender, karena dianggap sebagai langkah maju dalam kampanye mereka untuk kesetaraan.
Festival Hadaka Matsuri yang biasanya hanya diperuntukkan bagi pria dijadwalkan berlangsung sepanjang hari pada tanggal 22 Februari. Pejabat panitia penyelenggara Mitsugu Katayama mengatakan kepada This Week in Asia bahwa sekitar 10 ribu masyarakat lokal diperkirakan akan ambil bagian dalam festival tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah warga yang sama juga disebut akan menjadi penonton salah satu festival paling terkenal di Jepang itu.
"Kami belum bisa menyelenggarakan festival seperti biasanya selama tiga tahun terakhir, karena pandemi ini dan, saat itu, kami menerima banyak permintaan dari perempuan di kota untuk ambil bagian," kata Katayama, seperti dilansir South China Morning Post, Selasa (23/1).
Ia mengklaim bahwa perempuan tidak dilarang secara aktif untuk mengambil bagian dalam setiap elemen perayaan hari itu, namun sebelumnya tidak ada kelompok perempuan setempat yang ingin terlibat.
Tahun ini, sekitar 40 wanita berkumpul untuk mengambil bagian dalam ritual persembahan bambu di kuil tersebut.
Ayaka Suzuki, salah satu wanita yang pertama kali ambil bagian dalam acara tersebut, mengatakan pada konferensi pers di kuil pada Sabtu (20/1) bahwa dia sudah lama ingin terlibat.
Penduduk Inazawa mengatakan bahwa dia ingin menjadi bagian dari hari terpenting dalam kalender kota itu sejak dia masih kecil, dan menambahkan, "Saya bisa berpartisipasi jika saya laki-laki," lapor surat kabar Yomiuri.