Makna Rabu Abu bagi umat Katolik lebih dari sekadar tanda salib dari abu dari daun palem kering. Rabu Abu jadi awal momen masa penyangkalan diri dan kembali pada Kristus.
Pada Selasa (13/2) dan Rabu (14/2) pemandangan tanda salib berwarna abu-abu di dahi jadi hal biasa. Rabu Abu memang lekat dengan tanda salib yang disematkan di dahi umat.
Abu terbuat dari daun palem kering kala perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, Rabu Abu lebih dari sekadar itu. Rabu Abu jadi awal masa pertobatan, momen menyangkal diri dan kembali pada Kristus.
Total selama 40 hari, dimulai dari Rabu Abu, umat memasuki masa latihan rohani untuk makin dekat dengan Tuhan dan sesama. Salah satu kegiatan yang bersifat wajib adalah pantang dan puasa.
Makna Rabu Abu bisa dilihat sebagai penyangkalan diri sebab puasa mewajibkan umat mulai usia 18 tahun untuk makan kenyang satu kali sehari.
Sementara pantang mewajibkan umat mulai usia 14 tahun untuk tidak mengonsumsi makanan-minuman tertentu atau tidak melakukan aktivitas yang disukai dan mengikat.
Apa cukup dengan pantang dan puasa? Latihan rohani tak hanya membangun dan memperkuat hubungan umat dan Tuhan tapi juga dengan sesama.
Sedekah bisa menjadi bentuk empati pada sesama terutama kaum miskin dan tersingkir.
Dalam bacaan Injil Matius pada Rabu (14/2), Yesus mengingatkan agar umat tidak menjalankan ajaran agama hanya demi dilihat orang.
"Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat."
Oleh karenanya, Dia memberikan ajaran mengenai sedekah, berdoa, dan berpuasa yang benar.
Tentang sedekah, Yesus mengingatkan agar tidak memberi sedekah hanya demi mencari pujian orang lain.
"Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Sama halnya dengan berdoa, Yesus berkata agar umat tidak berdoa di tempat yang ramai atau tempat umum supaya dilihat orang.
"Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Sementara saat berpuasa, Yesus mengingatkan agar tidak memasang wajah muram. Air muka diubah agar terlihat berpuasa.
"Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
(els/pua)