Mitos atau Fakta, Sering USG Bisa Berbahaya buat Janin?
Pemeriksaan USG atau ultrasonografi biasa dilakukan oleh ibu hamil. USG dilakukan untuk melihat pertumbuhan janin selama masa kehamilan.
Tapi, ada yang meyakini, terlalu sering melakukan USG bisa menyebabkan bayi cacat lahir hingga mengganggu pertumbuhan otak. Benarkah?
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSPI Bintaro Jaya Novan Satya Pamungkas memastikan bahwa anggapan soal USG terlalu sering pada ibu hamil berbahaya untuk janin adalah tidak benar.
Menurutnya, tak ada satu pun bukti yang membenarkan mitos tersebut. USG justru diperlukan untuk melihat perkembangan janin, apakah tumbuh dengan sehat atau justru mengalami masalah agar bisa segera ditangani.
"Tidak benar, tidak ada bukti ilmiah apa pun yang membenarkan soal USG bisa bahaya untuk janin," kata dia dalam diskusi media RSPI di Penang Bistro, Jakarta Selatan, Selasa (20/2).
USG, lanjut Novan, justru perlu dilakukan. Namun, tak masalah juga jika USG tak dilakukan setiap bulan.
USG dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan janin, terutama di masa-masa kehamilan trimester awal.
USG juga tidak menggunakan gelombang yang bisa mengganggu tumbuh kembang bayi. Alih-alih itu, USG hanya menggunakan gelombang suara yang memiliki frekuensi tinggi.
Gelombang suara ini-lah yang bisa membantu melihat bagaimana perkembangan bayi selama di dalam perut ibu.
"Jadi pemindaiannya tidak melibatkan radiasi berbahaya. Jadi alatnya memang tidak berbahaya dan aman-aman saja dilakukan selama kehamilan. Lagi pula tidak ada yang hamil USG sampai 6 jam," kata dia.