2023 Jadi Tahun Paling Aman untuk Industri Penerbangan Komersial
Industri penerbangan dunia mendapat angin segar setelah data menyatakan 2023 menjadi tahun paling aman untuk penerbangan komersial berdasarkan Laporan Keselamatan Tahunan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA, International Air Transport Association).
Sebuah laporan yang disusun IATA dan dirilis pada 28 Februari lalu menegaskan bahwa tahun 2023 dalam beberapa hal merupakan tahun teraman untuk terbang. IATA telah melacak evolusi keselamatan penerbangan komersial sejak 1964.
Datanya mencatat 37 juta penerbangan pada tahun 2023 (baik jet maupun turboprop), meningkat 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, tahun 2023 memiliki risiko kematian dan tingkat semua jenis kecelakaan terendah yang pernah tercatat.
"Pada tingkat keselamatan seperti ini, rata-rata seseorang harus melakukan perjalanan udara setiap hari selama 103.239 tahun untuk mengalami kecelakaan fatal," bunyi laporan IATA, seperti dikutip CNN.
Tidak ada kecelakaan fatal atau kerusakan lambung pesawat yang melibatkan pesawat jet penumpang sepanjang tahun lalu, namun tragedi Yeti Airlines Penerbangan 691, sebuah pesawat turboprop yang jatuh di Nepal pada Januari 2023 dan menewaskan 72 orang, menegaskan bahwa kita tidak boleh menganggap remeh keselamatan.
Industri penerbangan komersial harus selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. "Inilah yang telah kami lakukan sepanjang sejarah kami. Dan kami akan terus membuat penerbangan menjadi lebih aman," kata Direktur Jenderal IATA, Willie Walsh.
Tingkat semua jenis kecelakaan pada tahun 2023 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya di semua wilayah kecuali Amerika Utara dan Asia Pasifik. Terdapat sejumlah peristiwa yang nyaris terjadi di landasan pacu Amerika Serikat pada tahun 2023, dengan tujuh pelanggaran landasan pacu, ketika pesawat saling menghalangi di landasan pacu, tercatat pada pertengahan bulan Maret 2023 saja.
Eropa mempertahankan risiko kematian sebesar nol sejak tahun 2018. Namun, IATA menyebut sebagian besar insiden pesawat non-fatal di Eropa terkait dengan kerusakan roda pesawat.
"Tantangannya, masih ada pada tahap-tahap kritis penerbangan, terutama pada saat mendarat dan lepas landas, dengan lebih dari separuh kecelakaan yang terjadi pada tahun 2014-2023, terjadi pada tahap-tahap tersebut," ujar Walsh.
Afrika memiliki tingkat kecelakaan tertinggi dengan 6,38 kecelakaan per juta sektor pada tahun 2023, meskipun angka tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dan belum ada kecelakaan fatal di wilayah tersebut sejak tahun 2020.
Penerbangan di Asia Utara adalah wilayah teraman di dunia. Tingkat kecelakaannya turun dari 0,45 kecelakaan per juta sektor menjadi 0,00 pada tahun 2023, sedangkan risiko kematian turun dari 0,23 pada tahun 2022 menjadi 0,00 pada tahun 2023.
Untuk tahun 2024, tidak dimulai dengan baik dalam bidang keselamatan penerbangan, dengan adanya tabrakan pesawat di landasan pacu di Bandara Haneda Tokyo dan insiden PesawatBoeing737 Max 9 Alaska Airlines mendarat darurat setelah jendela dan sebagian dinding di kabin penumpang terlepas pada Januari 2024.
(wiw)