Skincare dan kosmetik sudah menjadi bagian perawatan kulit masyarakat, terutama wanita.
Penggunaan skincare ini dimaksudkan untuk mendapatkan kulit wajah atau tubuh lebih cantik, sehat, dan putih seperti glass skin.
Tapi skincare dan kosmetik yang beredar di masyarakat justru masih banyak yang menggunakan bahan berbahaya. Selain itu, ada juga kosmetik yang sudah kedaluarsa hingga skincare etiket biru yang diproduksi klinik kecantikan justru tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis kulit dan kelamin yang bergabung dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), Fitria Agustiana mengatakan banyaknya skincare dan kosmetik berbahan bahaya serta tanpa izin edar menyumbang cukup besar dalam permasalahan kulit, khususnya di wajah. Masalah ini pun yang akhir-akhir ini makin marak terjadi.
"Iya sangat berkaitan dengan semakin banyaknya masalah kulit yang muncul akhir-akhir ini. Sebab bahan yang digunakan pada skincare ini memang cukup berbahaya," kata Fitria dalam media briefing BPOM di Gedung BPOM, Jakarta Pusat, Rabu (3/4).
Bahkan, obat atau krim etiket biru yang diproduksi klinik kecantikan di mana di klinik tersebut juga terdapat dokter justru ikut andil dalam memasarkan produk yang tidak sesuai ketentuan. Padahal krim racikan ini tidak bisa disamaratakan di setiap orang.
"Karena tipe kulit berbeda, jadi satu resep tidak bisa untuk semua. Makanya skincare etiket biru yang dijual di pasaran ini meskipun diproduksi oleh dokter tapi tetap berbahaya," kata dia.
Fitria juga merinci berbagai bahan berbahaya yang biasanya muncul dalam skincare. Berikut bahannya:
Zat ini saat ditambahkan ke dalam produk kecantikan bisa menyebabkan hiperpigmentasi, menimbulkan ochronosis (kulit berwarna kehitaman), serta perubahan warna kornea dan kuku
Mengakibatkan hipopigmentasi, menimbulkan iritasi dan eritema
Mengakibatkan kulit kering, rasa terbakar, dan perubahan bentuk atau fungsi organ janin (bersifat teratogenik)
Menyebabkan gatal, panas, pengelupasan, dan kulit kering, folikel rambut bengkak atau meradang (folikulitis), perubahan warna pada kulit, dan pengerasan pada kulit.
Mengakibatkan terjadinya biang keringat, atrofi kulit, perubahan karakteristik kelainan kulit, hipertrikosis, fotosensitif, perubahan pigmen kulit, dermatitis kontak, dan reaksi alergi.
Semua bahan-bahan berbahaya ini bisa menimbulkan berbagai masalah kulit. Kata Fitria, masalah kulit banyak yang sering muncul akibat pemakaian skincare berbahan bahaya ini seperti
dermatitis yang juga bisa muncul di area mulut,
"Bisa juga kulit menghitam gara-gara penggunaan hidrokuinon. Makanya harus sangat berhati-hati saat membeli skincare apapun," katanya.