Baru-baru ini ramai kasus dugaan penganiayaan balita oleh pemilik daycare di Depok yang juga influencer parenting Meita Irianty. Untuk mencegah kasus serupa, simak tips memilih daycare yang aman untuk anak berikut ini.
Polisi menetapkan Meita Irianty (MI) selaku pemilik Wensen School Depok sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap anak berusia dua tahun berinisial MK.
"Yang kita lakukan tadi ini penangkapan tentu gelar penyidikan sudah dilakukan, gelar tersangka juga sudah kita lakukan oleh pak Kasat Reskrim, jadi statusnya sudah tersangka," kata Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana kepada wartawan, Rabu (31/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kasus ini, MI dijerat Pasal 80 Ayat 1 Jo Pasal 80 Ayat 2 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman lima tahun enam bulan.
Kasus ini tentunya jadi pelajaran bagi orang tua yang hendak menitipkan anaknya di daycare. Oleh karena itu, praktisi psikologi anak Aninda mengatakan, ada banyak hal yang wajib diperhatikan para orang tua jika ingin menitipkan anak di daycare.
Aninda mengatakan, daycare harus dimiliki oleh institusi atau profesional berlisensi pendidikan yang jelas berkaitan dengan anak usia dini, tidak hanya pebisnis semata.
Daycare, kata Aninda, memang bisa dijadikan bisnis, tapi tidak seperti bisnis lainnya.
"Bisnis ini berpengaruh pada tumbuh kembang seorang anak yang mana perlu tanggung jawab yang tinggi saat menjalaninya," ujar Aninda kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/8).
![]() |
Daycare juga harus menyediakan jasa psikolog anak yang bertugas untuk membantu mengecek pertumbuhan dan perkembangan anak. Lebih baik lagi jika ada dokter yang bekerja sama dengan daycare tersebut.
Selanjutnya, kata Aninda, daycare yang baik harus memiliki program cek kesehatan untuk caregiver yang sehari-hari bertugas menjaga anak.
"Seperti apakah ada penyakit menular, TBC, dan sebagainya. Ini penting agar anak kita juga terlindungi," tegasnya.
Menurut Aninda, daycare yang baik bisa mengakomodir kebutuhan orang tua untuk bisa memilih caregiver sendiri untuk anak mereka. Jadi bukan dipilihkan oleh pihak daycare berdasarkan sumber daya yang tersedia.
"Karena selain mengasuh, caregiver juga berperan dalam mendidik anak. Jangan sampai kita salah tangan dalam menitipkan anak."
![]() |
Caranya, orang tua bisa melihat langsung ke dapur daycare sebelum mendaftar. Bisa juga dengan minta difotokan porsi makanan anak setiap harinya, sebelum dan setelah dimakan agar orangtua bisa memeriksa seberapa banyak nutrisi yang didapatkan anak.
Menurutnya, jika orang tua hanya merujuk ke laporan harian yang diberikan saat pulang dari daycare, bisa saja hal tersebut kurang valid.
Daycare juga harus memiliki kegiatan untuk anak yang variatif dan bisa mendukung stimulasi 6 aspek perkembangan anak, seperti fisik, motorik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosional.
![]() |
Sebelum menitipkan anak di daycare, ada baiknya orang tua melakukan hal ini. Misalnya, memeriksa apakah lingkungan daycare banyak debu, ruangan penuh barang, lokasi daycare di pinggir jalan atau masuk ke dalam gang, hingga ketersediaan petugas keamanan.
"Terkesan sepele, namun ini penting karena ini akan menjadi tempat tinggal anak kita sehari-hari," pungkas Aninda.
(pua/pua)