Menimbang kandungan gula dalam minuman kemasan sebenarnya bukan hal yang sulit. Apalagi, beberapa minuman manis kemasan juga telah mencantumkan komposisi, termasuk kandungan gula dalam sebotol atau sekaleng minuman manis tersebut.
Meski begitu, memang tidak semua orang benar-benar paham terkait isi atau banyaknya kandungan gula atau zat pemanis dalam minuman. Bagi beberapa orang, kandungan 10 gram gula dalam minuman kemasan mungkin dianggap kecil. Tapi bagi orang lain, kandungan tersebut dianggap tinggi.
Jadi, bagaimana cara menakar kandungan gula yang tepat agar bisa memahami tinggi atau rendahannya kandungan gula sesuai dengan kebutuhan gula harian setiap orang?
Dokter spesialis gizi konsultan Johanes Chandrawinata menyebut, setiap minuman kemasan memiliki kandungan gula yang berbeda. Ada yang mencantumkan 10 gram, 19 gram, bahkan 29 gram.
Bagi beberapa orang angka tersebut mungkin dianggap kecil. Pasalnya, tidak semua orang tahu berapa banyak kandungan gula yang dibutuhkan tubuh setiap harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau hanya angka bisa jadi beberapa orang menganggapnya sepele, makanya bisa disandingkan dengan misalnya menggunakan takaran berapa piring nasi. Itu jadi lebih terlihat banyak atau tidaknya," kata Johanes saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (1/8).
Johanes mengambil contoh minuman kemasan dalam botol yang mengandung gula hingga 29 gram. Tanpa menyebut merek, namun sebagian besar minuman kemasan memiliki kandungan gula di atas 20 gram.
Kata dia, 29 gram gula dalam minuman kemasan sama dengan 116 kalori. Jumlah ini sama dengan 100 gram nasi yang jumlah kalorinya mencapai 130 kkal. Sementara 100 gram nasi setara dengan satu centong penuh nasi.
"Itu berarti minum satu botol kecil minuman manis dengan kandungan gula sampai 29 gram sama saja dengan makan satu centong penuh nasi. Mengenyangkan tidak? Tidak, dong. Tapi, bikin masalah tidak? Bisa jadi, kalau minum manis iya, makan nasi iya. Jadi double gulanya di tubuh," kata Johanes.
![]() |
Selain itu, 29 gram gula dalam satu botol atau satu kaleng minuman manis ini juga setara dengan tujuh sendok teh gula. Perbandingannya, satu sendok teh gula setara dengan 4,2 gram.
Padahal, Kementerian Kesehatan sendiri telah mengumumkan bahwa kebutuhan gula setiap orang dalam sehari yaitu 50 gram atau setara empat sendok makan.
Kebutuhan gula didapat dari berbagai makanan yang dikonsumsi, bukan hanya dari minuman manis. Makanan seperti buah, nasi, umbi-umbian, hingga aneka lauk pauk yang dikonsumsi sehari-hari juga mengandung gula dalam kadar yang berbeda.
Jika makanan harian pagi-siang-malam ditambah dengan asupan minuman manis, maka kandungan gula yang masuk ke dalam tubuh akan sangat tinggi.
Lebih bahaya lagi jika minuman manis yang dikonsumsi mengandung soda. Minuman jenis itu umumnya hanya mengandung gula tanpa zat gizi lain seperti protein, serat, vitamin, mineral, hingga antioksidan yang sebenarnya dibutuhkan tubuh.
Jenis gula yang biasa digunakan dalam kemasan sendiri umumnya berupa gula pasir atau high fructose corn syrup (HFCS). Gula jenis ini mengandung dominan fruktosa.
"Jadi minuman dengan kadar gula tinggi hanya menyumbang asupan kalori dari karbohidrat tanpa tambahan nutrisi sehat lainnya," kata dia.
Kelebihan asupan kalori, menurut Johanes, bisa menyebabkan obesitas dan meningkatkan berbagai risiko penyakit yang cukup berbahaya untuk tubuh seperti diabetes, hipertensi, dislipidemia, hingga perlemakan hati.
"Bahkan kelebihan asupan glukosa dan fruktosa juga bisa menyebabkan asam urat dan trigliserida naik tinggi," katanya.
(tst/asr/bac)