Penghormatan Alessandro terhadap desain Valentino di awal tahun 1980-an juga terlihat jelas di bagian akhir acara. Penghargaan ini dihadirkan dengan gaun merah mencolok dan kombinasi blus-rok sutra.
Polkadot-motif yang kerap dipakai Valentino-merupakan tema yang berulang di seluruh koleksi, ditampilkan dengan blak-blakan.
Lihat Juga :![]() Wawancara Eksklusif Putri Raja Thailand Sirivannavari Bicara soal Mode dan Kehidupan |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polkadot emas besar menari-nari di atas gaun berpotongan A. Sementara itu, polkadot versi yang lebih kecil dan halus muncul pada blus sutra dan rok berpotongan ekor ikan.
Alessandro mengaku bahwa ia tidak pernah menyukai polkadot sebelumnya. Namun, kini ia menghargai kemampuan polkadot untuk menyalurkan sesuatu yang kuat dan tak lekang waktu.
Pendekatannya menunjukkan bahwa bahkan pola yang paling tradisional pun dapat diubah menjadi sesuatu yang avant-garde di bawah arahannya.
Sepanjang show, perhatian Alessandro terhadap detail dan kegemarannya terhadap aksesori terlihat jelas. Dari beanie rajutan dan topi tengkorak hingga anting kristal berukuran besar dan tindik bibir yang rumit, tidak ada tampilan yang tidak dihiasi.
Detail itu memperkuat koleksi tersebut dalam filosofi maksimalisnya. Ia memastikan bahwa setiap ansambel terasa seperti sebuah pernyataan mode yang riuh.
![]() |
Barisan depan yang dipenuhi selebritas-deretan Gucci Gang yang menampilkan Elton John, Harry Styles, Jared Letto, dan Florence Pugh-semakin menegaskan bobot budaya debut Alessandro di Valentino. Kekuatan bintangnya dan kemampuannya untuk menarik perhatian dari luar dunia mode terus menjadi salah satu kekuatannya, tak terkecuali show ini.
Ketika ditanya tentang tren kemewahan dan minimalis yang tenang saat ini, Alessandro dengan tegas menjauhkan diri dari estetika 'quiet luxury' itu.
"Beginilah cara saya bekerja", ujarnya, memperkuat gagasan bahwa orisinalitas adalah inti dari desainnya.
Alessandro tidak tertarik mengikuti tren demi tren. Sebaliknya, ia memilih untuk tetap setia pada akar maksimalisnya.
Merek Valentino sendiri, menurutnya, memiliki komitmen yang sama terhadap keindahan, sophistication, dan kemewahan. Dengan begitu, posisinya sebagai direktur kreatif di rumah mode ini menjadi evolusi alami, bukan perubahan radikal seperti yang ia berikan pada Gucci.
Saat acara berakhir, Alessandro mengisyaratkan babak selanjutnya dalam perjalanannya di Valentino, kasta tertinggi fesyen: haute couture.
Dijadwalkan untuk debut pada Januari 2025, koleksi haute couture pertamanya akan dibangun dari momentum koleksi siap pakai ini. Dengan fondasi koleksi musim panas 2025 ini, bisa diperkirakan busana couture karya Alessandro Michele akan mendorong batasan mode lebih jauh, memadukan warisan Valentino yang kuat dengan kepekaan avant-garde-nya.
Dalam koleksi perdana ini, Alessandro Michele telah menunjukkan bahwa selain membawa estetika khasnya sendiri ke Valentino, ia juga menghormati sejarah rumah mode ini. Hasilnya adalah sintesis kompleks antara masa lalu dan masa kini, multi warna, dan kaya tekstur.
Sebuah simbiosis yang merayakan kegembiraan dan seni berpakaian.
(asr/asr)