Salah satu pengguna berkomentar, "Sungguh mengerikan melihat semua orang Amerika yang berperilaku buruk, gemuk, berpakaian asal-asalan, dan bertato di Jepang. Sungguh memalukan," tulis @iii_ronto.
Pengguna bernama Jonathan Jung (@Brutaka5) mendukung adanya sebaran flyer tersebut, "Seperti yang seharusnya," katanya.
Namun, reaksi lain juga timbul dari warganet, yang sebagian merasa kaget karena penggunaan karakter "monyet" dalam poster teguran itu. "Nah, bagaimana bisa mereka menggunakan monyet. Apakah ini nyata?" tulis pengguna bernama Paco (@pacosainzw).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, selebaran-selebaran tersebut ditempel di pusat-pusat keramaian, seperti di dalam stasiun kereta dan di dalam busway. Tujuannya agar turis-turis asing bisa melihat dan membacanya, lalu memperbaiki sikap mereka.
Apa yang dilakukan mereka pun bukan tanpa alasan, karena sudah begitu banyak perilaku-perilaku turis yang mengganggu warga lokal. Seperti kejadian baru-baru ini, seorang turis asing wanita melakukanpull-updi Gerbang Torii, padahal terdapat kode etik berperilaku yang diatur di sana.
Aksi turis tersebut menimbulkan kemarahan dan kecaman dari warga Jepang. Mereka menganggap perilaku tersebut tidak sopan karena kuil adalah tempat suci yang mereka anggap sangat sakral di sana.
Aksi lainnya yang mengundang kemarahan warga lokal ialah seorang turis pria yang melakukan aksi bergelantungan di dalam kereta, hingga turis yang berfoto di dekat shinkansen sampai menyebabkan penundaan keberangkatan.
Warga lokal "yang marah" pun ikut mengunggah poster-poster itu dalam cuitan mereka. Seorang pengguna @immoral_SigRi menulis, "Aku selalu berpikir kalau sampah berisik di kereta adalah orang-orang yang lemah pikirannya, tapi ternyata mereka adalah siamang yang keriput, haha. Kurasa tidak heran burung shrike tidak tahu apa pun tentang sopan santun, haha."
Cuitan lainnya dari @CstCePKs6YpF6Bd, berbunyi, "Tahukah Anda tentang monyet yang sangat berisik ini? Ya, itu adalah siamang. Terlepas dari komentar konyol, akhir-akhir ini sepertinya tidak apa-apa berbicara dengan suara keras di dalam kereta? Dan semua orang banyak bicara?"
"Di mana sopan santunnya?? Haha," tulisnya, menyindir perilaku bising para turis asing.
(aur/wiw)