Kasus DBD Terus Meningkat, Program Nyamuk Wolbachia Tak Efektif?

CNN Indonesia
Jumat, 22 Nov 2024 11:15 WIB
Di Indonesia, berbagai cara telah dilakukan untuk meminimalisir penyebaran nyamuk Aedes Aegypti, yang merupakan penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Ilustrasi nyamuk penyebab penyakit DBD (demam berdarah dengue). (Pixabay/skeeze)
Jakarta, CNN Indonesia --

Di Indonesia, berbagai cara telah dilakukan untuk meminimalisir penyebaran nyamuk Aedes Aegypti, yang merupakan penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyebarkan Nyamuk Wolbachia, yang diyakini bisa menekan penyebaran nyamuk yang menyebabkan demam berdarah.

Lantas apakah upaya itu sudah bisa disebut berhasil?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Perhimpunan Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki) Astrid B Sulistomo mengungkapkan bahwa penyebaran penyakit demam berdarah dengue memang masih tinggi di Indonesia.

Bahkan, angka penyebaran penyakitnya di tanah air terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

"DBD di Indonesia itu pernah mencapai puncaknya di 2016. Tapi kemudian 2017-2018 itu mulai mengalami penurunan. Sayangnya (penurunan) tidak bertahan, dan sekarang kasus DBD justru meningkat kembali," kata Astrid di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (21/11).

Salah satu cara untuk menangani penyebaran DBD yang dilakukan pemerintah adalah dengan menyebar Nyamuk Wolbachia. Namun, diakui Astrid memang belum memberikan dampak yang signifikan terhadap penanggulangan DBD di Indonesia.

"Di salah satu daerah di Yogyakarta berhasil, tapi daerah lain hasilnya kurang efektif meskipun memang tidak menyebabkan peningkatan kasus," terangnya.

Nyamuk Wolbachia sendiri merupakan inovasi penanganan DBD yang dilakukan pemerintah Indonesia. Nyamuk ini dihasilkan dengan cara memasukan bakteri Wolbachia ke telur nyamuk Aedes Aegypti jantan dan betina.

Nyamuk tersebut diproduksi secara massal, dan saat sudah siap, mereka akan dilepas ke alam terbuka. Penyebaran nyamuk ini telah dilakukan di sejumlah kota, mulai dari Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Semarang, Bontang, hingga Kupang.

(tst/wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER