Gaya Hidup YOLO Kini Berganti YONO, Selamat Tinggal Hura-hura Belaka

CNN Indonesia
Rabu, 08 Jan 2025 16:00 WIB
Perayaan tren gaya hidup YOLO tampaknya memasuki akhir masa kejayaannya. Anak muda di dunia, utamanya Korea Selatan, menciptakan gaya hidup baru: YONO.
Ilustrasi. Tren gaya hidup YOLO kini berganti menjadi YONO. (istockphoto/baona)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selama dekade terakhir, kita tak asing dengan tren gaya hidup you only live once (YOLO). Akronim ini membuat semua orang berbondong-bondong mengutamakan kebahagiaan daripada berinvestasi untuk masa depan yang tak pasti.

Namun, perayaan YOLO tampaknya memasuki akhir masa kejayaannya. Orang-orang di dunia, khususnya anak muda di Korea Selatan, kini menciptakan gaya hidup mereka sendiri: YONO.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

You only need one (YONO) merujuk pada pola konsumsi yang lebih sadar akan pengeluaran yang tidak perlu. Singkatnya, kini anak-anak muda Korea Selatan mengubah kebiasaan belanja mereka menjadi lebih hemat.

Salah satu contoh anak muda Korea Selatan yang menerapkan ini adalah Choi Ye Bin (27), seorang direktur acara yang kini telah menerapkan catatan pengeluaran belanja kebutuhan rumah tangga selama empat tahun.

Wanita itu mulai menjalani kebiasaan tersebut karena merasa ada kesenjangan antara jumlah pengeluaran yang ia perkirakan dan pengeluaran sebenarnya.

Choi berkata bahwa biaya perumahan dan makan, termasuk pengeluaran makan-makan di luar rumah, merupakan bagian terbesar dari pengeluarannya. Akhir-akhir ini ia merasa menjadi lebih boros karena sering membeli makan di luar.

"Ketika saya tidak memiliki jadwal janji temu, saya berusaha untuk tidak makan di luar. Jika saya memiliki dua janji temu dalam seminggu, saya menganggapnya sebagai tanda bahaya dan menyesuaikannya," ucap Choi, melansir The Korea Times.

Choi juga menjelaskan bahwa dulu ia juga merasa senang menghabiskan uang untuk kesenangan pribadi. Gaya hidup tersebut dianggap sebagai hal yang dikagumi oleh masyarakat. Namun, kenyataannya sekarang adalah hal yang berlainan.

"Misalnya, meski masih ada orang yang menikmati omakase (makanan mewah mahal ala Jepang yang disajikan langsung oleh koki), reaksinya telah berubah," ujar dia.

"Orang-orang berusia 20-an menjadi lebih seperti, 'saya lebih suka menghabiskan uang itu untuk sesuatu yang lain'. Itu mengingatkan saya bagaimana generasi tua bereaksi ketika orang-orang muda pertama kali mulai menikmati budaya makanan itu," cerita Choi.

Simak selengkapnya tentang gaya hidup YONO di halaman berikutnya..

Gaya Hidup YOLO Kini Berganti YONO, Selamat Tinggal Hura-hura Belaka

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER