Adapun, inflasi yang tinggi dan tingkat pertumbuhan pendapatan yang rendah menjadi alasan mengapa anak-anak muda Korea Selatan kini mulai menerapkan gaya hidup YONO.
Kini, mereka hanya membelanjakan uang untuk membeli kebutuhan pokok saja. Data dari Statistik Korea pun menunjukkan bahwa dari tahun 2021 hingga 2023, tingkat inflasi masing-masing sebesar 2,5 persen, 5,1 persen, dan 3,6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama kurun waktu yang sama, kenaikan gaji tahunan masing-masing tahunnya hanya sebesar 2,5 persen, 0,9 persen, dan 1,6 persen. Hal ini menunjukkan tingkat inflasi semakin tinggi, sementara kenaikan gaji semakin rendah.
Data dari NH NongHyup Bank, yang menganalisis data transaksi kartu kredit dan debit nasabah per tanggal 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2024 menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan.
Anak-anak muda berusia 20 hingga 30-an mengurangi transaksi mereka di restoran. Angkanya menurun sebesar 9 persen pada paruh pertama tahun 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Konsumsi makanan dari minimarket justru meningkat sebanyak 21 persen. Jumlah transaksi di pusat perbelanjaan menurun 3 persen, serta konsumsi produk kopi mahal seperti Starbucks dan A Twosome Place juga menurun 13 persen.
Hal ini tak hanya memengaruhi jual-beli kebutuhan pokok, melainkan juga transaksi pembelian kendaraan impor. Pembelian mobil impor menurun 11 persen, sedangkan pembelian mobil domestik meningkat 34 persen.
Tren YONO ini juga mencakup serangkaian pergeseran minat. Tadinya, anak muda lebih tertarik untuk membelanjakan barang kesukaan yang sekali pakai atau tak bernilai investasi. Kini, terjadi peningkatan minat terhadap pengelolaan aset di kalangan muda Korea.
"Kami adalah generasi yang seharusnya memiliki karier seumur hidup yang mengharuskan kami untuk secara mandiri mempersiapkan biaya hidup di masa pensiun. Saya lebih suka menggunakan uang tersebut untuk investasi daripada hanya menyia-nyiakannya," ujar Lee, seorang pekerja kantoran berusia 30 tahun.
Meski begitu, tren ini tak berarti anak muda Korea berhemat dalam setiap aspek kehidupan. Tercatat, pengeluaran belanja luar negeri terkait hobi juga meningkat pada saat yang sama.
"Daripada memiliki barang, mereka [kaum muda] tidak ragu untuk menghabiskan uangnya untuk pengalaman seperti olahraga atau perjalanan ke luar negeri," ucap NH NongHyun Bank.