Paris, CNN Indonesia --
Tren koleksi pakaian pria dinilai sangat rigid dan sulit berubah. Terlalu banyak variasi dan koleksi akan terlihat seperti 'memaksa'. Sementara terlalu sedikit perubahan akan menjadikannya membosankan, apalagi di ranah pakaian formal.
Beberapa desainer menswear mencoba merevolusi pakaian pria. Beberapa di antaranya sukses menawarkan sesuatu yang baru.
Salah satu koleksi pria terbaik dari musim ke musim diciptakan oleh Kim Jones. Karya ini menjadi jejak terakhir Kim Jones untuk Dior Men.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah musim lalu ia menggandeng seniman keramik Hylton Nel dan menampilkan koleksi pria level couture namun terlihat streetwear-friendly, Kim Jones kini semakin jauh mengeksplorasi ranah couture. Memadukan savoir faire dan sensibilitasnya, koleksi menswear Kim Jones ini ibarat mahakarya.
Koleksi Dior Men untuk musim dingin 2025 kali ini adalah sebuah metamorfosis dan dialog yang rumit antara busana pria dan couture, dua hal yang umumnya sulit digabungkan.
Ditampilkan di Ecole Militaire, Paris, Prancis, koleksi ini mencerminkan kemampuan Kim Jones dalam membentuk ulang dan mendefinisikan kembali batasan maskulinitas dan feminitas. Koleksi ini juga sekaligus menghormati warisan rumah mode Dior.
"Kami percaya bahwa ini adalah saatnya untuk menfokuskan lagi pada [warisan] Monsieur Dior", ujarnya dalam shownote yang diterima CNNIndonesia.com.
Dengan mengambil inspirasi dari koleksi ikonik Christian Dior Ligne H, Kim Jones mengeksplorasi transformasi busana pria. Ia mempersembahkan koleksi yang merayakan dualitas kemegahan, yang dihasilkan dari kesederhanaan potongan.
"Ligne H bahkan sudah terpikirkan oleh kami bahkan sebelum kami menilik kembali arsip Dior untuk musim ini. Lini H ini memiliki elemen yang grafis dan bersudut, yang terasa sangat bisa diterapkan ke dunia pakaian pria", jelasnya lagi.
Hasilnya adalah presentasi yang kohesif namun dinamis. Koleksi menggabungkan busana siap pakai untuk pria dengan presisi couture, terutama terlihat pada tampilan pembuka dan penutup.
Siluet koleksi ini berkisar dari yang pas badan hingga mengembang, sebuah permainan volume yang kompleks secara teknis. Jubah dan mantel opera, yang diadaptasi dari arsip busana wanita Dior, mencuri perhatian dengan bentuk penuh dan ikat pinggang yang elegan. Pakaian-pakaian ini, yang terbuat dari kain mewah seperti sutra dan satin, memancarkan siluet monumental.
Simak ulasan selengkapnya di halaman berikutnya..
Namun, meski terinspirasi dari haute couture yang dibuat untuk wanita, desainnya terhindar dari kesan berlebihan dan tetap terkontrol. Chiaroscuro-permainan cahaya gelap yang terinspirasi dari seni Renaisans-terwujud dalam draperi yang sangat baik. Permainan ini memberikan kesan teatrikal, bahkan untuk desain-desain yang ramping.
Detail yang paling mencolok adalah chatelaine perak, yang dikenakan di sabuk untuk membawa kunci dan barang pribadi lainnya.
Selain itu, Kim Jones menciptakan koleksi ini dengan semangat Casanova, sosok 'pria flamboyan' yang warisan kemewahan dan pesonanya tercermin dalam banyak look.
Pengaruh gaya abad ke-18 terlihat jelas dalam bordir yang rumit dan motif topeng. Bordirannya banyak terinspirasi dari tampilan Pondichéry Dior dari koleksi musim semi-musim panas 1948, dengan pola yang dibuat ulang pada jubah merah muda yang menjadi look terakhir.
"[Ini menampilkan] pergeseran dari sesuatu yang penuh hiasan dari abad ke-18 ke sesuatu yang lebih linier dan fungsional di abad ke-19, ditandai dengan munculnya menswear modern", terangnya.
 Koleksi menswear teranyar Kim Jones untuk Dior Men. (Alfredo Piola/Arsip Dior) |
Produk kulit menampilkan dualitas kelembutan dan struktur, mulai dari tas shearling Dior Roller hingga tote Normandie yang dibuat dengan kulit.
Sepatu pun mencerminkan keseimbangan: sepatu kulit klasik pria dan boots yang dipoles sempurna dihiasi dengan 'bow cap' satin berikat. Sepatu ini menjadi variasi cerdas namun elegan dengan menampilkan pita satin pada sepatu formal, sebuah detail yang hanya bisa muncul di koleksi selevel couture.
Pola garis pinstripe dan herringbone, yang menjadi ciri khas busana pria, diubah menjadi elemen dekoratif yang rumit. Sementara bordir tetesan hujan dari manik kaca menambahkan sentuhan yang memikat.
Show ini juga menjadi tonggak sejarah, di mana setelahnya Kim Jones menerima insignia Chevalier de l'Ordre National de la Légion d'Honneur dari pemerintah Prancis.
Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan oleh Dame Anna Wintour, tokoh terkemuka di dunia mode dan seni sekaligus global editor Vogue. Ia menyoroti kontribusi Kim Jones bagi industri mode dan kemampuannya untuk mendorong batasan sambil menghormati tradisi.
Namun, kini Kim Jones resmi hengkang dari Dior Men. Desainer asal Inggris ini mundur usai mengepalai Dior sejak 2018 lalu.
Tak diketahui pasti siapa yang akan menggantikannya. Namun setidaknya, Kim Jones berhasil membuat Dior Men menjadi salah satu lini menswear yang kuat.
Dampaknya terhadap Dior Men akan dikenang selama bertahun-tahun. Tidak hanya karena mendefinisikan ulang pakaian pria dengan pendekatan couture-nya, tetapi juga karena menetapkan standar baru bagaimana sebuah kolaborasi artistik bisa mendulang sukses.