Bahaya, Asupan Garam Warga RI Lebih dari 2 Kali Lipat Rekomendasi WHO

CNN Indonesia
Rabu, 19 Feb 2025 15:00 WIB
Rata-rata orang Indonesia mengonsumsi garam melebihi jumlah yang direkomendasikan WHO sebesar 5 g per hari per orang.
Ilustrasi. Rata-rata orang Indonesia mengonsumsi garam melebihi jumlah yang direkomendasikan WHO sebesar 5 g per hari per orang. (iStock/Aygul Bulte)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berapa banyak garam yang Anda konsumsi per hari? Rupanya, rata-rata orang Indonesia mengonsumsi garam melebihi jumlah yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO merekomendasikan asupan garam maksimal harian per orang sebesar 5 gram (g).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Sukadiono menemukan, angka konsumsi garam di Indonesia justru lebih dari dua kali lipat rekomendasi WHO.

"Di Indonesia konsumsi garam 11 g, lebih dari dua kali lipat rekomendasi WHO," kata Sukadiono dalam sambutannya di pertemuan lintas sektor yang diinisiasi Kementerian Kesehatan di JW Marriott Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (19/2).

Garam termasuk bahan yang menjadi perhatian global, termasuk Indonesia, selain gula dan lemak. Konsumsi garam berlebihan menjadi salah satu faktor pemicu penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit kardiovaskular lain.

Ilustrasi Jajanan GorenganIlustrasi. Rata-rata orang Indonesia mengonsumsi garam melebihi jumlah yang direkomendasikan WHO sebesar 5 g per hari per orang. (J Aaron Farr)

Menilik Riskesdas 2013 dan Riskesdas 2018, terlihat peningkatan prevalensi hipertensi dari 25,8 persen di 2013 menjadi 34,1 persen di 2018.

"Fakta itu semakin mempertegas pentingnya kebijakan pengendalian konsumsi gula, garam dan lemak," imbuhnya.

Dalam pertemuan lintas sektor hari ini, Sukadiono berharap ada hasil konkret mengenai langkah prioritas demi menuju Indonesia sehat. Dia pun merujuk beberapa studi yang bisa jadi referensi.

Studi di Finlandia menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi garam hingga 30 persen mampu mengurangi angka kematian akibat stroke dan jantung hingga 75 persen dalam 30 tahun.

Kemudian, lanjut dia, Meksiko menerapkan regulasi pajak minuman manis dan mampu mengurangi konsumsi minuman manis hingga 7,5 persen di tahun pertama.

"Ini membawa dampak positif pada obesitas dan diabetes," katanya.



(els/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER