SURAT DARI RANTAU

Puasa Ramadan di Italia, Penuh Cerita Bermakna Sejak Sahur hingga Buka

Yahya Wahid | CNN Indonesia
Minggu, 23 Mar 2025 11:50 WIB
Meskipun orang Italia terkenal ramah dan terbuka, tidak semua orang memahami tradisi dan kebiasaan umat Muslim selama Ramadan, termasuk soal ibadah puasa.
Suasana berbuka puasa di Masjid Omar Ibn al Khattab atau MOSCHEA OMAR IBN AL-KHATTAB di Kota Turin, Italia. (Arsip: Muhamad Wahid)

Tinggal di asrama juga menambah daftar tantangan. Saya harus bangun pagi untuk sahur, yang berarti saya harus berusaha tidak mengganggu teman-teman asrama dengan suara aktivitas saya di dapur.

Selain itu, saya juga harus menjaga kebersihan dan ketenangan agar tidak mengganggu orang lain. Ini mengajarkan saya untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan menghargai privasi orang lain.

Beruntungnya, saat Ramadan tahun ini jatuh di bulan Maret, sehingga cuaca di Italia lebih bersahabat dibanding jika Ramadan berlangsung ketika musim panas sedang menerpa Negeri Pizza. Durasi puasa di Turin sendiri mencapai sekitar 16 jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika sedang tidak ada mata kuliah, saya kerap berbuka puasa di Masjid Omar Ibn al Khattab yang terletak di Kota Turin. Di masjid ini saya banyak bertemu umat Muslim lainnya yang sedang berada di Turin, lalu saling bercengkerama berbagi pengalaman, dan beribadah salat Magrib, Isya, hingga tarawih bersama.

Tapi, jangan bayangkan apabila berbuka puasa di sini, masjid mengalunkan suara adzan Magrib yang terdengar dari luar ruangan. Suara adzan masjid di sini hanya terdengar di dalam ruangan. Jika sedang di luar ruangan, kami biasanya tahu waktu berbuka puasa dari aplikasi Islami.

Namun, di balik semua tantangan tersebut, ada banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan. Berpuasa di Italia mengajarkan saya tentang arti kesabaran, kedisiplinan, dan kemampuan beradaptasi.

Saya belajar untuk lebih menghargai perbedaan dan menemukan cara untuk tetap menjalankan ibadah dengan baik meskipun berada di lingkungan yang tidak sepenuhnya memahami tradisi saya.

Mahasiswa Indonesia, Muhamad Yahya yang tengah mengejar gelar Pascasarjana di Kota Turin, Italia.Mahasiswa asal Indonesia, Muhamad Yahya yang tengah mengejar gelar pascasarjana di Kota Turin, Italia. (Arsip: Muhamad Yahya)

Pengalaman ini juga memperluas wawasan saya tentang dunia. Saya menyadari bahwa meskipun kita berasal dari latar belakang yang berbeda, ada banyak nilai-nilai universal yang bisa kita bagi, seperti saling menghormati dan memahami.

Ramadan di Italia bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang membangun jembatan antar budaya dan menemukan makna baru dalam kehidupan sebagai seorang pelajar di negeri orang.

Dengan segala tantangan dan pelajaran yang saya alami, saya merasa bahwa berpuasa di Italia telah mengubah cara pandang saya terhadap kehidupan. Ini adalah pengalaman yang tidak hanya memperkaya iman, tetapi juga memperluas pemahaman saya tentang dunia dan manusia di dalamnya.

(wiw)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER