Perubahan jadwal penerbangan akan semakin mempersulit operasi di wilayah Timur Tengah dan Asia Selatan bagi maskapai penerbangan, yang sudah bergulat dengan dampak konflik di kedua wilayah tersebut.
Seorang juru bicara maskapai penerbangan Belanda KLM mengatakan maskapai itu tidak akan terbang di atas Pakistan sampai pemberitahuan lebih lanjut. Singapore Airlines mengatakan telah berhenti terbang di atas wilayah udara Pakistan sejak 6 Mei lalu.
Korean Air mengatakan telah mulai mengubah rute penerbangan Seoul Incheon-Dubai pada hari Rabu (7/5), memilih rute selatan yang melewati Myanmar, Bangladesh, dan India, alih-alih jalur sebelumnya melalui wilayah udara Pakistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
United Airlines mengatakan telah membatalkan penerbangannya ke Delhi, dengan alasan sebagian "keterbatasan wilayah udara." Maskapai penerbangan AS mengoperasikan satu penerbangan langsung dari Newark ke New Delhi. Thai Airways mengatakan penerbangan ke tujuan di Eropa dan Asia Selatan akan dialihkan mulai Rabu pagi, sementara China Airlines Taiwan mengatakan penerbangan ke dan dari tujuan termasuk London, Frankfurt dan Roma telah terganggu.
Penerbangan dari India ke Eropa juga terlihat mengambil rute yang lebih panjang. Penerbangan Lufthansa LH761 dari Delhi ke Frankfurt membutuhkan waktu sekitar setengah jam lebih lama untuk mencapai tujuannya dibandingkan dengan Selasa (6/5), menurut FlightRadar24.
Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia Pasifik menyuarakan keprihatinan atas dampak konflik pada operasi maskapai. "Terlepas dari biaya dan gangguan operasional, ada masalah keselamatan karena spoofing GPS yang mengganggu operasi penerbangan di zona konflik adalah salah satu risiko tertinggi yang dihadapi industri ini," katanya dalam sebuah pernyataan.
(wiw)