Sebagai sumber nabati, tahu merupakan makanan penambah darah yang tak kalah efektif. Dalam setengah porsi tahu (sekitar 100 gram), terdapat 3 mg zat besi.
Tahu juga mengandung protein nabati dan baik untuk vegetarian yang ingin mencukupi kebutuhan zat besinya.
Ubi jalar bukan hanya mengandung serat dan karbohidrat kompleks, tetapi juga kaya akan nutrisi yang mendukung aktivasi sel darah merah. Kandungan kalium pada ubi jalar juga membantu menjaga tekanan darah, menjadikannya makanan fungsional ganda.
Tomat kaya akan vitamin A, yang berfungsi membantu zat besi masuk ke dalam sel darah merah. Dalam 100 gram tomat, terdapat sekitar 489 IU vitamin A.
Vitamin A juga bisa didapatkan dari sayuran berwarna oranye dan hijau, seperti wortel dan bayam, serta dari produk hewani seperti ikan dan telur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayuran hijau seperti bayam termasuk sumber zat besi non-heme yang cukup tinggi. Untuk memaksimalkan penyerapannya, konsumsi bayam bersama makanan tinggi vitamin C seperti jeruk atau tomat.
Bayam juga kaya asam folat, nutrisi penting dalam produksi sel darah merah baru.
Lentil atau kacang-kacangan adalah sumber zat besi nabati yang sangat baik. Sekitar 100 gram lentil mengandung hampir 3 mg zat besi, menjadikannya pilihan utama bagi penderita anemia yang tidak mengonsumsi daging.
Biji labu kaya akan zat besi, zinc, dan magnesium. Dalam satu ons (sekitar 28 gram) biji labu, terkandung lebih dari 2 mg zat besi. Biji ini bisa dijadikan camilan sehat atau topping untuk salad dan oatmeal.
Anemia seringkali datang tanpa gejala yang jelas. Oleh karena itu, menjaga asupan makanan penambah darah sangat penting untuk mendukung kesehatan dan stamina tubuh.
(tsts/wiw)