Pelaku Pariwisata Raja Ampat Angkat Bicara soal Polemik Tambang Nikel

CNN Indonesia
Jumat, 13 Jun 2025 07:45 WIB
Para pelaku industri wisata di Raja Ampat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aktivitas tambang nikel yang berpotensi mencemari tempat wisata Raja Ampat.
Pulau Wayag di Raja Ampat, Papua Barat Daya, salah satu destinasi populer favorit wisatawan. (Istockphoto/rdirkse)

Sementara itu, menurut rilis Greenpeace, pada 2024 tercatat sebanyak 33.247 orang berkunjung ke Raja Ampat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik setempat, angka ini meningkat hampir 68 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain lonjakan jumlah wisatawan, pertumbuhan populasi lokal juga terus meningkat.

Kementerian Pariwisata Indonesia baru-baru ini menyatakan keinginannya untuk makin mempromosikan kepulauan ini agar dapat menarik lebih banyak wisatawan mancanegara, memanfaatkan pengakuan global yang makin meningkat untuk Raja Ampat.

Namun, meskipun ekowisata berbasis lokal memiliki potensi besar untuk melindungi sumber daya alam serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, perhatian serius perlu diberikan untuk mencegah potensi dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati dan mata pencaharian tradisional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di wilayah terpencil tanpa infrastruktur untuk mengelola limbah dan air limbah buangan, terdapat bukti yang kuat menunjukkan pertumbuhan populasi masyarakat yang pesat dapat menyebabkan kerusakan pada terumbu karang dan ekosistem laut di sekitar Raja Ampat.

Jumlah sampah plastik, air limbah yang tidak diolah, serta residu dari produk sabun pencuci atau pembersih terus meningkat di laut, baik yang berasal dari kapal pesiar, resor, penginapan, maupun dari masyarakat lokal di kepulauan ini.

Para ilmuwan yang meneliti wilayah ini telah menyatakan keprihatinan atas dampak ekologi yang nyata dari polusi air limbah terhadap terumbu karang di Raja Ampat bagian tengah-termasuk pertumbuhan berlebihan sianobakteri beracun dan oleh pemutihan karang yang parah pada akhir tahun 2024.

(wiw)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER