Moo Deng melejit menjadi bintang tak lama setelah ia lahir, sebagian besar berkat penjaganya, Atthapon Nundee, yang membagikan foto dan video menggemaskan bayi kuda nil itu di media sosial.
Atthapon terus memperbarui penggemar Moo Deng dengan momen-momen lucu kuda nil, bagaimana ia menggeliat saat dicuci, menggigit saat diajak bermain, atau dengan tenang menutup mata saat perutnya digosok.
Nama Moo Deng, yang secara harfiah berarti "daging babi melenting" dalam bahasa Thailand, dipilih oleh penggemar melalui jajak pendapat di media sosial. Nama ini senada dengan nama saudara-saudaranya yang lain: Moo Toon (babi rebus) dan Moo Waan (babi manis). Ada juga kuda nil lain di kebun binatang bernama Kha Moo (kaki babi rebus).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebun binatang, yang berada di lahan seluas 800 hektar dan menjadi rumah bagi lebih dari 2.000 hewan, mengalami lonjakan pengunjung tak lama setelah Moo Deng lahir. Namun, Narongwit mengatakan jumlah pengunjung sedikit menurun sejak puncak ketenaran Moo Deng.
Ia menyebut kebun binatang menerima sekitar 2.000 pengunjung pada hari kerja dan sekitar 5.000 pada akhir pekan dalam beberapa bulan terakhir, sekitar setengah dari jumlah puncaknya.
"Moo Deng adalah representasi dari semua hewan liar, dan dia membantu semua orang memahami peran kebun binatang," kata Narongwit kepada The Associated Press. "Dia berbicara untuk semua hewan yang hampir punah, dan mengalihkan perhatian orang-orang pada konservasi mereka," lanjutnya.
(wiw)