Sosis, pepperoni, dan berbagai jenis daging olahan lainnya mengandung natrium tinggi, lemak jenuh, dan bahan pengawet seperti sulfit. Kandungan tersebut dapat menyebabkan kulit dehidrasi dan melemahkan kolagen.
Selain itu, lemak jenuh dalam daging olahan memicu peradangan yang mempercepat kerusakan kolagen.
Sebaiknya, batasi konsumsi daging olahan dan pilih sumber protein segar yang lebih alami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karbohidrat olahan seperti roti putih, pasta, kue kering, dan sereal mengandung gula serta bahan kimia yang bisa merusak molekul kolagen.
Indeks glikemik yang tinggi dari karbohidrat olahan juga bisa meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang ujungnya mempercepat proses penuaan kulit.
Sebagai gantinya, pilih roti gandum utuh atau biji-bijian yang lebih kaya serat dan nutrisi. Jadi, kolagen tetap terjaga dengan baik.
![]() |
Beberapa jenis ikan, seperti ikan todak, hiu, tuna bigeye, hingga king mackerel mengandung merkuri dalam kadar tinggi. Merkuri merupakan logam berat yang berpotensi merusak protein kolagen dalam sel kulit.
Paparan merkuri diduga dapat menghambat produksi kolagen, meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Untuk keamanan kulit dan kesehatan tubuh, batasi konsumsi ikan dengan kandungan merkuri tinggi dan pilih ikan yang rendah merkuri sebagai sumber protein.
Produk susu dan olahannya memang kaya kalsium, tetapi konsumsi berlebihan bisa berdampak negatif pada kulit. Soalnya, susu mengandung hormon pertumbuhan artifisial.
Hal ini dapat memengaruhi kadar hormon dan insulin dalam darah, memicu iritasi kulit, produksi minyak berlebih, dan munculnya jerawat kistik.
Kalau kamu menyukai produk susu, pilih produk organik dan konsumsi dalam jumlah sedang sambil memperhatikan reaksi kulit.
Menjaga produksi kolagen sangat penting untuk mendapatkan kulit kencang dan awet muda. Selain mengonsumsi makanan yang mendukung produksi kolagen, kamu juga harus menghindari pantangan makanan yang dapat merusaknya.
(rea/asr)