Pesta Anak Dedi Mulyadi Makan Korban, Tubuh Alami Ini Saat Berdesakan

CNN Indonesia
Senin, 21 Jul 2025 17:00 WIB
Berada dalam kerumunan dan tubuh saling berdesakan ternyata bisa berakibat fatal. Dokter jelaskan ini yang terjadi pada tubuh ketika berdesakan.
Ilustrasi. Sebanyak tiga orang meninggal saat menghadiri acara pernikahan anak Dedi Mulyadi. Dokter jelaskan apa yang terjadi pada tubuh ketika berdesakan di kerumunan. (Instagram/@putri.karlina14)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pesta pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memakan korban jiwa. Dokter jelaskan apa yang terjadi pada tubuh ketika berada dalam kerumunan dan berdesakan. 

Pesta pernikahan sejatinya menjadi momen penuh kebahagiaan. Namun, yang terjadi di Garut pada Jumat (18/7) justru berakhir duka. Tiga orang meninggal dunia saat menghadiri pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Putri Karlina, anak Wakil Bupati Garut di Lapangan Otto Iskandar Dinata.

Insiden itu terjadi saat ribuan warga memadati area pesta dan berdesak-desakan hendak masuk ke pendopo yang menyediakan makanan gratis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa berada di tengah kerumunan bisa mengancam nyawa seseorang?

Dokter Spesialis Jantung di Siloam Hospital Vito Damay, mengatakan tekanan dalam kerumunan yang padat bisa menjadi pemicu gangguan serius pada tubuh. 

Ketika seseorang berada di antara ratusan bahkan ribuan orang yang saling dorong dan berebut tempat, tubuh secara otomatis berada dalam kondisi stres, baik fisik maupun emosional.

"Jantung harus bekerja lebih keras karena kombinasi tekanan psikologis yang kadang tidak disadari, seperti rasa cemas dan panik, serta faktor fisik seperti udara yang pengap, kekurangan oksigen, hingga dehidrasi akibat keringat berlebih," ujar Vito saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (21/7).

Dalam situasi ini, seseorang yang memiliki penyakit jantung bawaan atau belum terdiagnosis, seperti penyempitan pembuluh darah jantung (PJK) atau gagal jantung bisa mengalami serangan jantung mendadak hingga henti jantung.

Pasalnya, suplai oksigen ke otot jantung yang sudah terbatas tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh yang meningkat drastis akibat tekanan situasi.

Kata Vito, yang membuat kondisi semakin berisiko adalah fakta bahwa banyak orang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit jantung. 

"Tanpa check up rutin, orang bisa saja memiliki penyempitan pembuluh darah jantung namun tidak merasakan gejala apapun sebelumnya. Lalu saat tubuh dipaksa kerja keras karena desak-desakan, tiba-tiba jantung menyerah," kata Vito.

Penumpang KRL Commuter Line antre di peron untuk menaiki eskalator di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/6/2023). Menurut keputusan Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan nomor 17 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pelaku perjalanan orang dengan transportasi kereta api pada 12 Juni 2023, penumpang diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat serta tidak berisiko tertular atau menularkan COVID-19 dan KAI Commuter selaku operator KRL Commuter Line menghimbau seluruh penumpang untuk tetap melakukan vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa.Ilustrasi. Selain acara pernikahan, Anda bisa berada dalam kerumunan dan berdesakan saat naik transportasi umum, menonton konser, atau acara keagamaan. Dokter sebut berada dalam kerumunan bisa memberikan tekanan fisik dan mental. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Kerumunan, dalam konteks ini, bukan hanya soal fisik yang terhimpit. Situasi mental yang menegangkan, terutama saat terjadi rebutan makanan atau akses ke tempat tertentu, turut mempercepat kelelahan jantung.

Akan tetapi, bukan hanya soal berada di kerumunan, melainkan Vito juga mengingatkan agar masyarakat lebih sadar akan kondisi kesehatan sendiri.

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama bagi Anda yang berusia di atas 40 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung, menjadi langkah penting untuk mencegah kematian mendadak yang kerap datang tanpa gejala.

"Berada atau tidak berada di kerumunan, serangan jantung bisa terjadi tiba-tiba. Makanya penting untuk rutin melakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui kondisi tubuh sendiri," kata dia.

[Gambas:Video CNN]

(tis/els)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER