Banyak orang terbiasa membersihkan telinga secara rutin dengan cotton bud, pinset, bahkan kadang dengan ujung jari. Tujuannya sederhana, mengeluarkan kotoran telinga yang dianggap menjijikkan dan mengganggu.
Padahal, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di RSPI Bintaro Jaya Ashadi Budi mengatakan, kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton bud atau alat runcing lainnya tak perlu dilakukan, bahkan cenderung berbahaya.
"Kotoran telinga atau serumen sebenarnya bukan sekadar 'kotoran', tapi zat alami yang sangat berguna untuk kesehatan telinga, jadi tak usah dibersihkan," jelas Ashadi Budi dalam acara temu media yang digelar RSPI di Jakarta Selatan, Selasa (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih membersihkan, nyatanya cotton bud justru menimbulkan banyak bahaya. Menurut Ashadi, cotton bud justru bisa mendorong kotoran masuk ke dalam.
"Ini bisa menyebabkan penyumbatan, luka, bahkan pecahnya gendang telinga jika digunakan terlalu dalam," tegas Ashadi.
Kotoran telinga adalah zat lilin yang diproduksi oleh kelenjar di saluran telinga. Fungsinya sangat penting, terutama sebagai pelindung alami telinga dari serangan debu, bakteri, dan benda asing lainnya.
"Serumen memiliki sifat antibakteri dan antijamur. Ia juga menjaga kelembapan di dalam saluran telinga agar tidak kering atau iritasi," ujar Ashadi.
Serumen yang menempel di dinding saluran telinga akan terdorong ke luar secara alami saat Anda mengunyah, berbicara, atau menggerakkan rahang. Proses ini merupakan mekanisme alami tubuh yang disebut migrasi epitel.
Kotoran telinga sebenarnya punya empat peran penting bagi kesehatan telinga Anda. Berikut di antaranya.
![]() |
Serumen bertindak sebagai penghalang alami yang mencegah benda asing, seperti debu, serbuk, atau serangga kecil, masuk ke dalam telinga.
Saat bergerak ke luar, kotoran telinga membawa serta sel kulit mati dan partikel debu. Ia berperan seperti sapu jalan mini dalam saluran telinga Anda.
Kelembapan yang dijaga oleh serumen mencegah saluran telinga menjadi kering dan terasa gatal.
Kandungan antibakteri dalam serumen membantu menekan pertumbuhan mikroorganisme penyebab infeksi.
Dalam banyak kasus, kotoran telinga tak perlu dibersihkan secara manual karena bisa keluar dengan sendirinya. Namun, ada kalanya serumen menumpuk dan membentuk sumbatan (serumen prop) yang justru bisa mengganggu pendengaran dan kenyamanan.
Beberapa tanda serumen sudah terlalu menumpuk antara lain:
- penurunan pendengaran secara tiba-tiba atau bertahap,
- telinga terasa penuh, tersumbat, atau berdengung,
- rasa nyeri atau tidak nyaman,
- gatal di dalam saluran telinga.
"Kalau gejalanya sudah seperti itu, sebaiknya tidak mencoba membersihkannya sendiri. Segera periksa ke dokter THT untuk penanganan yang aman," kata Ashadi.
![]() |
Jika Anda merasa perlu membersihkan telinga, lakukanlah dengan cara yang benar. Berikut langkah yang bisa dilakukan.
Gunakan waslap bersih yang dibasahi air hangat untuk membersihkan daun telinga. Jangan memasukkan apapun ke dalam liang telinga.
Dokter bisa meresepkan obat tetes seperti gliserin atau karbamid peroksida yang membantu melunakkan serumen keras sebelum dibersihkan.
Jika serumen sudah menyumbat saluran telinga, dokter akan melakukan pembersihan dengan alat khusus seperti suction (penyedotan) atau irigasi lembut.
(tis/asr)