Smiling Depression, Terlihat Bahagia padahal Otak Kacau Balau

CNN Indonesia
Jumat, 08 Agu 2025 11:30 WIB
Tak sedikit orang yang tetap terlihat ceria meski rasa lelah emosional yang mendalam menghampiri. Kondisi ini dikenal dengan istilah smiling depression.
Ilustrasi. Smiling depression adalah kondisi depresi tersembunyi yang tidak disadari. (iStock/Prostock-Studio)

Tanda-tanda smiling depression

Smiling depression bisa tampak samar. Namun ada sejumlah ciri yang patut diwaspadai, apalagi jika muncul secara terus-menerus.

1. Tampak ceria, tapi merasa kosong di dalam


Dari luar, seseorang terlihat bahagia, aktif, bahkan menghibur orang lain. Namun saat sendiri, mereka merasa hampa dan tidak punya energi emosional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Tetap produktif meski tanpa semangat


Mereka bisa menyelesaikan pekerjaan, mengikuti rutinitas, dan menjalani hari-hari seperti biasa, tapi kehilangan rasa antusias atau makna dari apa yang dilakukan.

3. Sulit mengakui saat ada masalah


Ada perasaan bersalah jika merasa sedih, karena menganggap dirinya seharusnya bersyukur. Ini membuat mereka enggan mencari bantuan atau bahkan tidak mengakui kondisi dirinya sendiri.

4. Terbiasa menekan emosi negatif


Mereka jarang menunjukkan perasaan kecewa, marah, atau sedih. Semua emosi ditahan dan dikemas dalam senyum yang sopan dan perilaku yang tampak 'baik-baik saja'.

5. Mudah merasa lelah secara emosional


Meski secara fisik tidak terlalu aktif, ada rasa lelah yang berkepanjangan. Energi terkuras hanya untuk 'berpura-pura normal' sepanjang hari.

6. Sering merasa tidak layak untuk mengeluh


Mereka membandingkan diri dengan orang lain yang dianggap punya masalah lebih besar, lalu memutuskan untuk diam dan menanggung sendiri bebannya.

Pencegahan

Arnold menekankan pentingnya menciptakan ruang aman untuk berbicara soal emosi, baik di lingkungan keluarga, pertemanan, maupun tempat kerja. Dengan begitu, seseorang merasa lebih leluasa untuk mengungkapkan kondisi emosinya.

"Normalisasi percakapan tentang perasaan adalah langkah awal. Sekedar bertanya dengan empati seperti, 'Anda benar-benar baik-baik saja?' bisa membuka ruang bagi orang lain untuk jujur," ujarnya.

Ia juga mendorong masyarakat untuk tidak ragu mendukung teman atau kerabat yang membutuhkan bantuan profesional. Menurutnya, mencari bantuan psikolog atau konselor adalah bentuk keberanian, bukan kelemahan.

"Meminta pertolongan adalah langkah penting untuk menjaga diri dan orang-orang terdekat tetap sehat secara mental," tutup Arnold.

(tis/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER