Bisa Fatal, Kenali Komplikasi Campak yang Berstatus KLB di Sumenep
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) campak menyusul kasus campak yang tinggi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Campak bisa memicu sejumlah komplikasi yang berakibat fatal.
Tercatat sebanyak 2.035 kasus campak dan 17 anak meninggal akibat campak di Sumenep. Menurut Edi Hartoyo, dokter spesialis anak-subspesialis infeksi penyakit tropis, campak memang sangat menular dan bisa memicu komplikasi.
"Komplikasi paling sering, yang berat, yang dapat menyebabkan kematian adalah radang paru atau pneumonia, kemudian diare, radang otak, radang telinga," kata Edi Edi dalam webinar bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rabu (27/8).
Perjalanan infeksi virus campak
Campak disebabkan virus campak atau Morbillivirus. Virus menyebar melalui percikan air liur (droplet) saat penderita campak batuk, bersin, berbicara, atau orang sehat menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus.
Setelah masuk ke tubuh manusia, ada masa inkubasi rata-rata 10-12 hari hingga timbul gejala. Edi menjelaskan gejala campak antara lain sebagai berikut.
- Stadium prodromal: demam tinggi (bisa mencapai lebih dari 38,5 derajat Celcius, batuk, pilek, konjungtivis (peradangan konjungtiva sehingga mata merah, berair, dan nyeri)
- Stadium erupsi: terjadi 2-24 hari setelah prodromal, muncul ruam makulopapular (ruam dengan lesi) mulai dari muka dan kepala (bisa berlangsung 5-6 hari)
- Stadium penyembuhan: bekas ruam berubah hitam (hiperpigmentasi) yang kemudian akan mengelupas
Edi menjelaskan rangkaian gejala hingga proses penyembuhan tersebut terjadi pada mereka yang tidak mengalami komplikasi.
"Pada anak-anak dengan kondisi khusus, terutama misalnya anak dengan status gizi yang tidak baik, anak dengan kondisi imun tidak baik, biasanya akan jadi komplikasi yang dapat menyebabkan kematian," imbuhnya.
Menyusul penetapan KLB campak di Sumenep, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKPP-KB) Kabupaten Sumenep menggalakkan vaksinasi campak.
Dilaporkan Antara, hingga Rabu (27/8), tercatat sudah 11.190 anak divaksin atau 15,1 persen dari 73.969 sasaran vaksin. Data ini berasal dari 26 puskesmas di daratan dan kepulauan.
(els)