Dari total 286.693.693 jiwa penduduk Indonesia yang tercatat pada Rilis Data Kependudukan Semester I Tahun 2025, ada data yang cukup menarik, yakni mereka yang berhasil menembus usia seabad lebih.
Data dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) mencatat, masih ada warga yang berusia di atas 110 tahun dan tetap tercatat sebagai penduduk aktif.
Salah satunya adalah Parini, perempuan asal Batanghari, Jambi, yang lahir pada 1909 dan kini berusia 116 tahun. Angka ini menjadikannya sebagai penduduk tertua yang tercatat di Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Parini, ada juga Sarminah, warga Pandeglang, Banten, yang lahir pada 1910 dan kini berusia 115 tahun. Tak hanya itu, catatan Dukcapil juga memuat nama Ahmad Syah Aceh, lahir pada 1909 dan tinggal di Nias Utara, serta Pengeran Abdul Karim dari Lombok Timur yang lahir pada 1910.
Keempat nama ini menjadi bukti nyata bahwa sebagian penduduk Indonesia mampu mencapai usia panjang, bahkan hingga melewati satu abad.
Fenomena usia panjang ini tentu menarik, mengingat rata-rata harapan hidup penduduk Indonesia berada di angka sekitar 73 tahun. Meski tak banyak jumlahnya, mereka yang berusia lebih dari 100 tahun memberikan gambaran bahwa faktor genetik, lingkungan, serta gaya hidup mungkin berperan penting dalam menjaga kesehatan di usia senja.
Jika ditarik lebih luas, sebaran penduduk berusia 80 tahun ke atas juga terlihat di berbagai wilayah Indonesia. Data menunjukkan keberadaan mereka di sejumlah daerah seperti Jember, Tasikmalaya, Malang, Banyuwangi, hingga Bogor. Angka ini sekaligus menandai bahwa populasi lansia di Indonesia semakin signifikan dan perlu mendapat perhatian khusus, baik dari sisi kesehatan, sosial, maupun kesejahteraan.
Hidup hingga lebih dari satu abad mungkin terdengar seperti kisah langka, namun bagi Parini, Sarminah, Ahmad Syah Aceh, dan Pengeran Abdul Karim, usia panjang itu nyata adanya. Mereka bukan hanya saksi sejarah perjalanan panjang negeri ini, tapi juga pengingat bahwa umur panjang adalah anugerah yang layak dirayakan.
(tis/tis)