Orang secara sadar memilih untuk melewatkan sarapan dengan berbagai alasan. Lantas, apa yang terjadi pada tubuh saat skip sarapan?
Sebagian orang merasa pagi merupakan waktu yang pendek dan habis untuk bersiap ke kantor. Sarapan pun jadi hal yang sering dilewatkan. Tak hanya itu, sebagian lain memilih tidak sarapan dengan alasan ingin menurunkan berat badan.
Sarapan seharusnya jadi sesi makan guna mengakhiri puasa semalaman. Jika terus-menerus melewatkan sarapan maka, Anda bakal semakin jauh dari kata 'sehat'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sehari, sarapan merupakan kesempatan pertama tubuh mendapatkan asupan nutrisi.
"Melewatkan sarapan bukan hanya tentang rasa lapar; ini adalah kesempatan yang hilang untuk menutrisi tubuh dan pikiran Anda secara efektif," kata dietisien Claire Rifkin mengutip dari Eating Well.
Perlu Anda perhatikan, berikut dampak dari kebiasaan melewatkan sarapan.
Setelah puasa semalaman, tubuh jelas perlu asupan. Namun jika Anda melewatkan sarapan maka sama saja Anda memperpanjang waktu puasa tubuh sehingga tubuh tidak berenergi.
"Saat bangun pagi, kadar gula darah Anda akan lebih rendah, dan jika Anda tetap dalam kondisi ini dalam waktu lama, Anda mungkin mengalami kelelahan atau kabut otak," kata praktisi kesehatan Marcie Vaske.
Terlalu lama tidak makan dapat menurunkan kadar gula darah dan mengubah kadar hormon kortisol atau hormon stres.
Menurut dokter keluarga Laura Purdy, kortisol sangat memengaruhi suasana hati, respons stres, dan cara Anda merespons tugas serta situasi sehari-hari.
"Umumnya, kadar kortisol lebih tinggi saat bangun tidur dan menurun seiring berjalannya hari. Sarapan pagi dapat membantu mengelola kadar ini dan stres, memberi Anda dorongan mental untuk menjalani hari," kata Purdy.
Rifkin menambahkan gangguan keseimbangan hormon dapat memengaruhi kesehatan reproduksi dan menstruasi.
![]() |
Apa yang terjadi pada tubuh saat skip sarapan? Metabolisme bisa semakin melambat. Metabolisme memengaruhi jumlah kalori yang dibakar tubuh sepanjang hari.
Ketika jumlah kalori dibatasi, metabolisme melambat untuk menghemat energi (termogenesis adaptif) sehingga lebih sulit menurunkan berat badan.
Ternyata sarapan dapat berpengaruh terhadap suasana hati alias mood. Saat Anda skip sarapan, Anda jadi lebih sensitif dan mood swing.
Kadar gula darah rendah di pagi hari dapat memicu iritabilitas, kecemasan, dan susah konsentrasi. Melansir Very Well Health, studi menemukan bahwa wanita yang puasa 18 jam setiap hari mengalami iritabilitas yang jauh lebih tinggi ketimbang saat tidak berpuasa.
Efek melewatkan sarapan bisa terasa sampai seharian. Tubuh pun mencari apa pun yang bisa memasok energi dengan cepat. Akibatnya, Anda pun mengonsumsi sesuatu tanpa mempertimbangkan nutrisi atau dampaknya terhadap tubuh.
"Banyak orang yang melewatkan sarapan mengalami keinginan yang lebih kuat di kemudian hari, karena tubuh mereka mencoba mengejar nutrisi yang mungkin terlewat," kata dietisien Melissa Mitri.
Keinginan atau rasa lapar ini mendorong Anda untuk mencari makanan tinggi kalori atau pangan yang rendah nutrisi.
Ternyata melewatkan sarapan bisa membawa konsekuensi besar buat jantung. Studi menemukan skip sarapan berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Hal ini bisa dikaitkan dengan efek metabolik dari melewatkan sarapan terhadap kadar gula darah, makan berlebihan di kemudian hari, dan hubungan melewatkan sarapan dengan kebiasaan gaya hidup buruk lain sehingga berdampak pada jantung.
![]() |
Apa yang terjadi pada tubuh saat skip sarapan? Bagi mereka yang sedang diet, sering melewatkan sarapan malah bikin berat badan naik.
Studi menemukan melewatkan sarapan berkaitan dengan resistensi insulin dan penambahan berat badan.
Selain itu, Anda dapat menggagalkan hormon lapar dan kenyang (leptin dan ghrelin). Kedua hormon ini bekerja mengatur nafsu makan dengan sehat.
Ketika gagal berfungsi, hormon bisa memberikan sinyal di waktu kurang tepat sehingga bisa makan berlebihan dan memilih makanan secara kurang sadar.
(els/els)