Lima ekor singa yang menerkam seorang penjaga kebun binatang hingga tewas di Safari World, Bangkok, Thailand, pada hari Rabu (10/9) telah dikurung dan akan dilatih ulang.
Melalui pernyataan Departemen Taman Nasional, Satwa Liar, dan Konservasi Tumbuhan Thailand, keputusan itu diambil karena khawatir singa-singa itu akan berpotensi terus menyerang manusia.
Direktur Jenderal departemen tersebut, Attapol Charoenchansa, mengatakan bahwa pihaknya juga berencana untuk menyelidiki pemilik hewan pemangsa di seluruh negeri, termasuk operator kebun binatang, menyusul insiden fatal di Bangkok tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling penting, lima singa yang terlihat (dalam video serangan) harus dikurung. Mereka mungkin harus ditempatkan di kandang. Perilaku mereka harus diubah secara bertahap," kata Attapol, seperti dilansir Bangkok Post, pada Kamis (11/9).
"Karena mereka (singa-singa) telah menyerang seorang pria, mereka harus ditangkap untuk menjalani perubahan perilaku. Jika tidak, mereka akan memiliki kebiasaan itu," tambahnya.
Attapol menyatakan bahwa zona hewan pemangsa di Safari World akan tetap ditutup sampai manajemennya dapat membuktikan bahwa staf mereka dapat merawat hewan dengan baik untuk mencegah ketegangan, mampu menangani kasus darurat dengan cepat, dan memberikan pertolongan pertama. Bukti tersebut harus mencakup demonstrasi.
"Pada dasarnya staf harus dilengkapi dengan baik untuk segera menghentikan hewan apa pun saat mereka menyerang manusia," katanya.
Membahas serangan fatal pada hari Rabu, Attapol mengatakan insiden itu terjadi setelah singa-singa diberi makan, dan ia percaya mereka menyerang penjaga karena insting.
"Hewan itu menyerang korban dengan menggigit bagian belakang lehernya. Kemudian, itu adalah insting kelompok untuk ikut dalam perburuan. Pria yang tewas itu diseret di sekitar kendaraan. Itu adalah insting murni pemangsa," katanya.
Ia menambahkan bahwa penjaga kebun binatang yang meninggal seharusnya tidak keluar dari kendaraannya, karena mengabaikan tindakan keselamatan rutin dapat mengakibatkan kerugian dan bahaya. Petugas dari departemennya selalu dilarang berada dekat dengan hewan liar, tidak peduli seberapa akrab mereka dengan hewan tersebut.
"Hewan liar selalu siap untuk mengekspresikan perasaan mereka dan itu berbahaya. Yang tidak terkendali adalah perasaan hewan," ujar dia.
Menurut Attapol, departemennya telah mendaftarkan 620 singa di Thailand. Impor singa saat ini dilarang. Pejabat departemen sedang bersiap untuk memeriksa langkah-langkah keselamatan yang diterapkan oleh pemilik pribadi serta kebun binatang terbuka yang memiliki hewan pemangsa.
Dalam perkembangan lain, otopsi dilakukan pada Jian Rangkharasamee, penjaga singa dan harimau berusia 58 tahun yang telah bekerja di Safari World selama dua dekade.
Otopsi menemukan bahwa korban mengalami banyak luka parah, termasuk robekan pada leher dan anggota tubuhnya yang juga patah. Pembuluh darah pecah dan menyebabkan pendarahan hebat, kata Pol Maj Gen Wirul Supasingsiripreecha, komandan forensik di Rumah Sakit Umum Polisi.
Ia mengatakan organ dalam korban utuh dan singa-singa tidak memakan korban. Keluarga Jian mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa mereka akan menyimpan jenazah selama tiga tahun sebelum pemakaman, sesuai dengan keyakinan orang-orang keturunan Mon ketika terjadi kematian tidak wajar.
(wiw)